Rahasia Analisis Performa di Balik Kesuksesan Tim Sepak Bola (2)

By Hardani Maulana - Selasa, 12 September 2017 | 11:00 WIB
Para pemain AS Monaco merayakan gol ke gawang Toulouse pada pertandingan pembuka Ligue 1 di Stade Louis II, Jumat (4/8/2017). (TWITTER @AS_Monaco)

Valter Di Salvo adalah Direktur Performa dan Sains Sepak Bola di Akademi Aspire dan Federasi Sepak Bola Qatar.

Aspire merupakan akademi yang dibentuk sebagai wadah pembinaan pemain usia muda Qatar.

Valter Di Salvo mengawali kariernya sebagai pelatih kebugaran dan pernah bekerja untuk Lazio, Real Madrid, dan Manchester United.

Ia mengungkapkan bahwa sepak bola telah lama mengalami permasalahan akibat perbedaan apa yang dilakukan dalam latihan dan permainan.

Sehingga, secara general latihan sepak bola tidak banyak memberikan modal bagi pemain untuk siap menghadapi permainan.

Pencegahan cedera terbaik adalah kualitas dari sesi latihan.

Pendekatan spesifik pada masing-masing posisi pemain pun wajib dilakukan karena apa yang dilakukan satu posisi berulang kali di dalam pertandingan berbeda dengan posisi yang lain.

Dahulu, hanya penjaga gawang yang punya latihan khusus dan berbeda dari pemain lain.

Namun, dalam perkembangan kepelatihan modern, bentuk latihan berkembang menjadi semakin spesifik per posisi.

Dengan integrasi data yang komprehensif mulai segi teknikal hingga fisikal dari seluruh pemain yang bermain di liga lokal, Federasi Sepak Bola Qatar juga mengirimkan masing-masing satu orang analis performa kepada klub peserta liga.

Masing-masing analis bekerja waktu penuh mengelola dan menganalisa data untuk klub di mana mereka ditugaskan.

Namun, analis juga berkolaborasi jika dibutuhkan oleh federasi terkait tim nasional.

Jika klub melakukan pergantian pelatih, analis tersebut tetap berada di klub sehingga data yang sudah tersedia terjaga dan bisa digunakan oleh sang suksesor.

Suka tidak suka, bagi manajemen atau jajaran pelatih klub, hal ini dilakukan dengan satu tujuan, yakni prestasi tim nasional Qatar.


Valter Di Salvo saat berbicara di “Football Analytics and Performance Summit” di Amsterdam, 7-8 September 2017.(HARDANI MAULANA)

Valter Di Salvo mengedepankan konsep pendekatan integrasi data dengan tujuan menghasilkan analisa jitu yang terpadu dan berkelanjutan.

Ia tak ragu untuk berbagi panel aplikasi perangkat pengolahan data yang digunakan pada sesi presentasinya di acara “Football Analytics and Performance Summit” di Amsterdam pada 7-8 September 2017.

Baginya tidak ada yang rahasia.

"Saya ingin kalian melihat langsung bagaimana saya bisa melihat dan mengelola seluruh data yang terintegrasi dengan bantuan aplikasi ini. Jangan salah, saya bukan mencoba untuk menjual aplikasi ini. Namun, penting untuk melihat secara langsung apa yang bisa dilakukan," tuturnya.

Dia memang mengakui sangat beruntung bekerja dengan salah satu tempat berfasilitas terbaik, baik dari sisi infrastruktur maupun teknologi.

Jose Barros dari AS Monaco membahas bagaimana menjembatani pekerjaan analis dan pelatih.

Asisten pelatih asal Portugal ini bertugas membantu pelatih utama, Leonardo Jardim, yang satu kebangsaan dengannya, dalam hal analisis taktikal.

Jose Barros menekankan bahwa perspektif berbeda adalah hal yang lumrah dari hasil pengamatan.

Semakin berlimpahnya data belakangan ini menambah kusut pekerjaan para analis dalam menyimpulkan rekomendasi bagi pelatih.

Sementara, pelatih kepala tidak mungkin melakukan semua itu sendiri.

Ia perlu mendelegasikan kepada tim analis yang tentunya telah dibekali dengan pengetahuan filosofi dan cara bermain tim.

Ada kalanya data tidak memberikan kesimpulan apa-apa. Interpretasi langsung dari pertandingan adalah jalan terbaik.

Karena itu, informasi yang diteruskan ke pelatih perlu direduksi menjadi poin kunci.

Selain itu, berbagi langsung kepada pemain secara visual merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan kesadaran pemain akan rencana taktikal yang digunakan pada pertandingan berikut.

Analisa calon lawan menjadi amunisi utama sebelum para prajurit turun ke medan perang.

Sejak beberapa hari sebelum pertandingan, pemain sudah dicekoki potongan video yang menjadi poin penting dalam pertandingan berikut di berbagai pojok tempat mereka beraktivitas sehari-hari.

Video tersebut berisi apa yang biasa dilakukan tim lawan, bagaimana taktik tim lain yang berhasil mengatasi strategi calon lawan, dan bagaimana adaptasinya terhadap taktik bermain tim AS Monaco.

Bukan hanya di ruangan pertemuan tim, video juga diputar di ruang latihan beban, ruang pijat dan relaksasi, serta sudut-sudut berkumpul lain di area pusat latihan.

Musim lalu, AS Monaco berhasil menggoyang dominasi klub kaya PSG dalam beberapa tahun terakhir dengan menjuarai Ligue 1.

Banyak lagi pemaparan dari para praktisi, di antaranya pelatih akademi Liverpool FC, Kepala Sains Olahraga PSV dan  Ajax, serta pelatih kepala Swedia U-21 yang membawa Swedia U-21 menjuarai Eropa untuk pertama kali pada 2015.

Juga ada Kepala Analisa Performa Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).

Hasil kerja mereka menegaskan bagaimana pengembangan sepak bola terus berlari kencang.

Analisis performa hanya merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari banyak faktor dalam sepak bola.

Namun, di level tertinggi dengan kualitas permainan hampir sama baik, faktor kecil akan jadi pembeda.

Dibandingkan dengan konferensi rutin para peneliti sepak bola yang lebih menitikberatkan pada penemuan baru, pertemuan ini mencoba menjembatani sains, analisa, dan kepelatihan dengan praktik sepak bola sebagai muaranya.

Bagaimana dengan sepak bola kita? Setidaknya, beberapa tahun terakhir tim nasional Indonesia sudah mengenal keberadaan analis pertandingan dan data statistik.

Beberapa klub di kompetisi teratas pun sudah mencoba menggunakan tim analis dan jasa penyedia statistik.

Apakah penggunaannya sudah optimal? Tentu memulai adalah anak tangga pertama menuju tingkat optimal.