Republik Catalonia dan Jalan Terjal Menuju Pengakuan FIFA

By Firzie A. Idris - Senin, 2 Oktober 2017 | 21:59 WIB
Penyerang Timnas Catalonia, Sergio Garcia, merayakan gol ke gawang Tanjung Verde pada laga persahabatan internasional di Stadion Lluis Companys, Barcelona, pada 30 Desember 2013. (JSOEP LAGO/AFP)

RAKYAT Catalan melaksanakan referendum untuk menentukan masa depan region mereka pada Minggu (1/9/2017).

Sampai Senin (2/9/2017) malam WIB, 90 persen dari sekitar 2,2 juta suara yang masuk meminta Catalonia berpisah dari Spanyol dan membentuk republik sendiri.

Pemungutan suara hanya diikuti oleh 50 persen warga yang bisa ikut karena sikap keras dari Spanyol dalam memblok usaha tersebut.

Sedikitnya 800 orang dikabarkan terluka dalam bentrok dengan kepolisian Spanyol di seantero region di Timur Laut Spanyol tersebut.

Carles Puigdemont, pemimpin Catalonia, mengatakan kalau region tersebut "merengkuh hak untuk mempunyai negara independen."

Wajar, Catalonia menyumbang 20 persen GDP Spanyol, 1/3 eksport mereka, dan 21 persen dari total pembayar pajak.

Ia pun mendeklarasikan bahwa Catalonia akan mengumandangkan kemerdekaan dalam 48 jam setelah penghitungan suara selesai.

Namun, Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, bergeming dengan posisi pemerintahannya.

(Baca Juga: Berkunjung ke Tabloid BOLA, La Liga Academy Paparkan Visi untuk Anak-anak Indonesia)

"Tidak ada referendum untuk menentukan arah sendiri di Catalonia," ujar Rajoy yang berbicara dari istana La Moncloa di Madrid.