Mari Kita Jaga Gelora Bung Karno

By Riemantono Harsojo - Senin, 6 November 2017 | 17:26 WIB
Renovasi gelanggang akuatik di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta (2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Video tentang renovasi Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno diminati masyarakat. Buktinya adalah jumlah viewers video-video semacam itu di YouTube rata-rata sangat banyak.

Kita bangga arena-arena olahraga di kompleks tersebut, mulai dari stadion sepak bola dan atletik sampai arena akuatik, telah menjadi begitu megah untuk menyambut Asian Games pada Agustus-September tahun depan.

Namun, ingatlah selalu pada perkataan umum di masyarakat: "Orang Indonesia bisa membangun, tetapi tidak bisa merawat."

Jangan sampai setelah Asian Games XVIII nanti berakhir, arena-arena olahraga di sana tidak terawat dengan baik.

Toilet menjadi bau dan kotor, tiang gawang dicoret-coret, dan sebagainya.

Bukan hanya di Senayan, arena-arena olahraga baru yang dibangun di luar Senayan juga wajib terawat dengan baik, seperti arena balap sepeda di Velodrom Rawamangun.

(Baca Juga: Seri 2 Equestrian Test Event Road to Asian Games 2018 Sukses Diselenggarakan)

Lewat Tabloid BOLA, belum lama ini Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari, berkata bahwa nanti ada syarat khusus bagi pihak umum yang ingin menjajal trek kayu di Rawamangun.


Stadion Gelora Bung Karno di malam hari(@vegit_hughes)

Tidak sembarang sepeda bisa dipacu di Velodrom baru di Rawamangun.

Yang pasti, di dalanm Velodrom baru di Rawamangun nanti rasanya tidak akan ada lagi alang-alang seperti di velodrom lama.

Tidak ada lagi klub-klub bela diri yang latihan di lintasan balap sepeda seperti di arena lama.

Arena-arena yang direnovasi untuk kepentingan Asian Games harus dimaksimalkan untuk kepentingan olahraga, khususnya olahraga yang bersangkutan.

Selain mampu membayar uang sewa, syarat khusus rasanya juga perlu diterapkan untuk yang ingin bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Perusuh dan aksi tidak simpatik seperti buang urin dalam botol atau plastik yang kemudian dilempar dari tribun atas ke tribun bawah tidak ada tempat lagi di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Mari jaga warisan bersejarah olahraga Indonesia.