Politik di Sepak Bola, Sepak Bola dalam Politik

By Yosrizal - Senin, 15 Januari 2018 | 18:48 WIB
Mantan pemain internasional Liberia yang pernah membela AC milan, George Weah memperlihatkan kartu pemilu sebelum memilih pada 10 Oktober 2017 di Monrovia. (ISSOUF SANOGO/AFP)

Tetapi, sejauh ini saya belum mendengar ada mantan pebulu tangkis yang duduk di Parlamen atau menjadi anggota Legislatif di Kabupaten/Kota atau di Provinsi masing-masing.

Kita baru mendapat kabar kalau mantan juara dunia, Hariyanto Arbi, mendaftarkan diri untuk menjadi calon anggota DPR RI lewat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pimpinan artis Grace Natalie.

BolaSport.com mencatat, pada Pemilu untuk Legislatif 2014-2019, terdapat 3 mantan atlet yang melaju ke Senayan.

Selain Utut Adianto (catur) yang merupakan incumbent, ada Yayuk Basuki (tenis), dan Moreno Soeprapto (pebalap).

Sementara untuk jabatan politik lainnya seperti Bupati, Walikota atau Gubernur, kita sulit melihat calon dari kalangan olahragawan.

Lebih banyak kalangan artis yang memasuki panggung politik, seperti Dede Yusuf, Dedi Mizwar, Rano Karno, hingga Pasha Ungu.

Tetapi, ketertarikan kalangan pelaku olahraga Indonesia terhadap politik mulai menggeliat. Khususnya dari kalangan sepak bola, walau bukan pemain sepak bola.

Pada musim Pilkada serentak tahun ini, setidaknya ada tiga pelaku sepak bola yang terjun langsung mengincar posisi jabatan politis.

Ada mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, yang mencalonkan diri menjadi Gubernur Sulawesi Selatan.

Kemudian, Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI, yang memilih pensiun dari profesionya sebagai tentara untuk terjun sebagai calon Gubernur Sumut.