Ketika Opa Arsene Wenger Berkhianat

By Anggun Pratama - Sabtu, 3 Februari 2018 | 16:48 WIB
Pierre-Emerick Aubameyang, resmi menjadi pemain Arsenal pada hari terakhir bursa transfer musim dingin Liga Inggris, Rabu (31/1/2018). (DOK TWITTER @ARSENAL)

 Tanggal 30 dan 31 Januari 2018 bisa jadi salah satu hari yang menyenangkan bagi pendukung Arsenal. Di tanggal itu, Arsenal memastikan dua hal penting: Mesut Oezil memperpanjang kontrak, yang berlaku hingga 2021, dan meresmikan pembelian Pierre-Emerick Aubameyang.

Kepastian Mesut Oezil dan Pierre-Emerick Aubameyang ini melengkapi kedatangan Henrikh Mkhitaryan sekitar sepekan sebelum dua kejadian ini.

Ada sinyal kuat yang ingin dikirimkan oleh Arsenal, terutama Arsene Wenger.

Pelatih asal Prancis itu betul-betul mencoba memperkuat jajaran skuatnya dalam misi memperbaiki hasil di paruh pertama musim.

Target mereka sederhana: kembali ke Liga Champions.

Caranya bisa melalui finis di zona Liga Champions di liga atau menjuarai Liga Europa.

Setelah kehilangan Alexis Sanchez, kehadiran Micki dan Aubameyang, plus perpanjangan kontrak Oezil, rasanya layak buat dibilang adanya peningkatan kualitas.

Arsene Wenger bisa disebut sosok tangguh dan berani.

Ia menghadapi protes fan di seantero dunia, dengan jargon "Wenger Out", secara tenang.

Ia kini bahkan berani melanggar filosofinya sendiri demi target tersebut.