Liga Indonesia Versus Liga Inggris

By Dian Savitri - Rabu, 28 Februari 2018 | 15:03 WIB
Para pemain Bhayangkara FC mengangkat trofi juara Liga 1 musim 2017 setelah mereka kalah dari Persija pada laga pekan pamungkas di Stadion Patriot, Kota Bekasi, Minggu (12/11/2017) malam. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Saya pikir, buatlah satu nama yang langgeng. Yang sulit untuk digantikan, sebuah nama yang bagus, keren, tidak perlu kekinian. Sebab, nama itu akan berlaku hingga kapan pun.

Layaknya nama orang. Apakah setiap periode nama diri kita akan berganti? Tidak kan? Nama kita akan dipakai hingga kita meninggalkan dunia ini.

Sekarang, setelah punya identitas yang jelas, nama yang mumpuni, yang tak mungkin digeser oleh sponsor utama sekali pun, mulailah mengatur kompetisi yang teratur.

Premier League musim ini belum kelar, namun para penguasa di Premier League sudah menetapkan kapan liga musim depan akan dimulai, yaitu pada 11 Agustus 2018.

Hal itu diketahui dari jendela transfer khusus, yang hanya berlaku di Premier League, dimulai 9 Juni dan diakhiri 9 Agustus 2018, dua hari sebelum Premier League musim 2018-2019 dimulai.

Sedemikian kuatnya Premier League di mata siapa pun, sampai-sampai FIFA pun merestui bahwa liga utama Inggris itu memutuskan untuk tidak menutup jendela transfer musim panas pada 31 Agustus, seperti liga-liga lainnya.

Tidak heran juga kalau harga hak siar Premier League mencapai miliaran juta pound ketika dijual ke televisi. Kalau diterjemahkan ke rupiah, maka menjadi puluhan triliun.

(Baca Juga: Dapat Peringatan, Persija Terancam Tidak Bisa Pakai SUGBK)

Kompetisi di Inggris sedemikian rapinya, jadwal dijahit dengan cermat dengan international week yang jadwalnya dikeluarkan oleh FIFA.

Sudah jelas, pada international week, para pemain pro berubah menjadi amatir, berganti seragam klub dengan seragam tim nasional masing-masing.