Mimpi Baru Arsenal Tanpa Arsene Wenger

By Anggun Pratama - Minggu, 29 April 2018 | 18:20 WIB
Seorang penggemar memegang majalah dengan halaman muka foto pelatih Arsenal, Arsene Wenger, di tengah laga Liga Inggris antara Arsenal lawan West Ham United di Emirates, London, 22 April 2018. (IAN KINGTON / AFP)

Coba tanyakan hal serupa pada Manchester United ketika Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013.

Hingga kini Manchester United masih meraba soal filosofi bermain yang pas sepeninggal Ferguson.

Walaupun berhasil menjuarai Liga Europa bersama Jose Mourinho pada 2017, United lebih dulu merasakan sentuhan David Moyes dan Louis van Gaal, yang bisa dibilang tak sukses bersama Iblis Merah.

Manajemen, pemain, dan suporter juga harus mulai beradaptasi dengan tren yang terjadi di sepak bola, yakni ketika manajer hanya punya waktu 1-2 musim buat menunjukkan progres signifikan.

Artinya, bisa saja tiap musim Arsenal memiliki pelatih anyar karena dinilai tak sesuai harapan.

Suporter juga tak bisa langsung berharap pelatih baru Arsenal langsung membawa masa-masa penuh kejayaan.

Keadaan yang terjadi pada Manchester United harus jadi bahan pelajaran. Mereka butuh kesabaran.

Masalahnya, kesabaran merupakan hal langka di sepak bola level atas mengingat kegagalan bisa berarti kerugian bernilai jutaan hingga ratusan juta pound!

Bisakah Arsenal, manajemen dan suporter bersabar dalam menjalani proses di tangan pelatih baru?