Messi, dengan bakat yang ia miliki, merupakan sebuah hadiah buat sepak bola. Tidak setiap saat dunia "melahirkan" pesepak bola berkualitas dengan level di atas pemain lain.
Tetapi, bukan berarti "kesempurnaan" didapat seiring kemampuan sang pemain. Mungkin contoh legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, bisa menjadi bukti.
Akan tetapi, saya tidak yakin Lionel Messi mau mengikuti jejak Johan Cruyff. Tentu Messi lebih suka menjadi penerus Diego Armando Maradona atau Pele, bukan?
Kalau begitu, memasuki usia 31 tahun, Piala Dunia 2018 adalah momentum tepat bagi Messi untuk berdiri di singgasana sepak bola dunia.
Bahkan, bila berhasil di Piala Dunia ini, prestasi Lionel Messi bisa disebut melewati Cristiano Ronaldo yang berjaya bersama timnas Portugal di zona Eropa.
Argentina memulai laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Conmebol pada 8 Oktober 2015 tanpa Lionel Messi. Hasilnya adalah kekalahan 0-2 saat menjamu Ekuador.
Saat itu, pelatihnya Gerardo Martino. Argentina memulai perjuangan dengan mengecewakan.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup D, Lionel Messi Langsung Bertemu Tim Debutan)
Hingga menyelesaikan fase kualifikasi, timnas Argentina sudah memakai 3 pelatih. Edgardo Bauza menggantikan Gerardo Martino pada 11 Agustus 2016.
Lalu, datang Jorge Sampaoli yang menjadi harapan Argentina setelah secara resmi menggeser Edgardo Bauza pada 1 Juni 2017.