Deontay Wilder Diwajibkan Kerja Sosial karena Terlibat Kasus Kepemilikan Mariyuana

By Doddy Wiratama - Jumat, 12 Januari 2018 | 20:11 WIB
Petinju kelas berat asal Amerika Serikat (AS), Deontay Wilder, bersiap menjalani pertarungan melawan Bermane Stiverne (Haiti) pada laga perebutan sabuk juara WBC di Barclays Center, Brooklyn, New York City, AS, Sabtu (4/11/2017). (AL BELLO/AFP PHOTO)

Petinju kelas berat, Deontay Wilder, sempat menjadi sorotan ketika namanya menjadi salah satu kandidat calon lawan Anthony Joshua.

Anthony Joshua yang memegang sabuk tinju kelas berat versi IBF, WBA, dan IBO berambisi menjadi juara yang tak terbantahkan dengan mengicar gelar versi WBC dan WBO.

Untuk mewujudkan ambisinya tersebut Joshua pun harus mengalahkan Joseph Parker (juara WBO) dan Deontay Wilder (juara WBC).

Anthony Joshua pun pada akhirnya lebih memilih menghadapi Joseph Parker terlebih dahulu, dibandingkan Deontay Wilder, yang duelnya akan digelar pada 31 Maret 2018.


Deontay Wilder (kiri), Anthony Joshua (tengah), dan Joseph Parker (kanan). (BOXINGSCENE.COM)

Setelah gagal "merebut hati", Deontay Wilder pun direncanakan akan mempertahankan gelarnya dengan melawan Cuban Luis Ortiz pada (3/3/2018).

Namun, beberapa bulan sebelum duel tersebut Wilder tersandung masalah hukum terkait kepemilikan mariyuana.

Deontay Wilder pun mendapat hukuman selama 30 hari dengan masa percobaan selama 2 tahun serta diwajibkan mengikuti program layanan sosial bersama YMCA (Asosiasi Pemuda Gereja Kristiani).

"Kami menghormati keputusan sidang. Tentu saja kami berharap pencabutan hukuman dapat dilakukan," kata kuasa hukum Wilder, Paul Patterson.

Dilansir BolaSport.com dari Mirror, kasus hukum ini terjadi pada Juni 2016 saat mobil Wilder yang dihentikan karena memiliki kaca yang terlalu gelap ternyata di dalamnya tercium aroma mariyuana.