Fantastis! 6 Kunci Kesuksesan Pep Guardiola Membawa Manchester City Juara Liga Inggris

By Pradipta Indra Kumara - Senin, 16 April 2018 | 10:00 WIB
Kebahagiaan pelatih Manchester City, Pep Guardiola, seusai menang atas Tottenham Hotspur dalam partai Liga Inggris di Stadion Wembley, Sabtu (14/4/2018) (OLI SCARFF / AFP)

Manchester City resmi menjadi jawara Liga Inggris musim 2017-2018. Hal tersebut dipastikan setelah Manchester United yang berada di posisi ke-2 kalah 0-1 dari West Bromwich Albion, Minggu (15/4/2018).

Kekalahan Manchester United membuat The Citizens meninggalkan mereka dengan selisih 16 poin.

Dengan 5 pertandingan tersisa, poin Manchester City sudah tak terkejar.

Kesuksesan Manchester City memang tidak mengejutkan.

Sejak awal musim penampilan Manchester City memang lebih konsisten dibandingkan kontestan lain di Liga Inggris.

(Baca Juga: 5 Calon Pengganti Andres Iniesta di Barcelona, Termasuk Xavi dari Afrika!)

Dilansir BolaSport.com dari BBC, ada 6 cara khusus yang dilakukan manajer The Citizens, Pep Guardiola.

Beriku 6 kunci kesuksesna Pep Guardiola bersama Manchester City musim ini:

1. Pep Guardiola belajar dari kesalahan

Musim pertama Pep Guardiola (2016-2017) bisa dibilang kurang begitu mulus.

Dengan harapan besar setelah sukses bersama Barcelona dan Bayern Muenchen, Guardiola gagal menunjukkan kemampuan magisnya.

Manchester City hanya finis di posisi ke-3 Liga Inggris dengan selisih 15 poin dari Chelsea yang menjadi juara.


Ekspresi pelatih Manchester City, Pep Guardiola, pada laga penentuan babak 16 besar Liga Champions di Stadion Emirates, Rabu (8/3/2018) waktu setempat.(Oli SCARFF / AFP)

Man City juga kalah dari Arsenal di semifinal Piala FA pada musim tersebut.

(Baca Juga: Ini 5 Hal tentang Sir Alex Ferguson yang Tidak Kamu Tahu, Salah Satunya Hukuman di Luar Dugaan)

Guardiola juga gagal di Liga Champions setelah dikandaskan AS Monaco pada babak 16 besar.

Namun, Pep Guardiola belajar dari kegagalan dan melakukan pendekatan-pendekatan lebih spesifik kepada para pemain.

Pendekatan mantan pelatih Barcelona itu memiliki tujuan untuk mengurangi kesalahan pemain dan ketepatan pengambilan keputusan pemain.

Guardiola membangun rasa saling mengerti yang membuat anak asuhnya mampu berkembang dan menerapkan strategi dengan lebih baik saat bertanding.

2. Tegas dan berani menggantikan Claudio Bravo

Pep Guardiola sempat membuat gebrakan dengan mendepak kiper andalan Manchester City, Joe Hart, dan menggantinya dengan Claudio Bravo.

Namun, Claudio Bravo justru identik dengan kelemahan pertahanan Manchester City.

Sebab, kiper asal Cile itu kerap melakukan kesalahan yang tidak perlu.

(Baca Juga: Heboh! Real Madrid Siap Boyong 5 Bintang Liga Inggris)

Dari 22 laga di liga Inggris musim 2016-2017 atau musim lalu, Bravo hanya mencatatkan clean sheet 5 kali.


Kiper Brasil, Ederson Moraes, berbicara dalam konferensi pers di Sao Paulo FC training centre, Sao Paulo, Brasil, pada 6 Oktober 2017. ( MIGUEL SCHINCARIOL/AFP )

Ederson Moraes yang didatangkan dari Benfica menjadi sosok pengganti Claudio Bravo.

Tak hanya mampu melakukan penyelamatan, kiper asal Brasil tersebut juga mampu mendistribusikan bola dengan baik.

Keputusan Guardiola menggantikan Bravo dengan Ederson Moraes dinilai tepat.

Kemampuan distribusi bola Ederson dinilai cocok dengan skema permainan Manchester City saat ini.

3. Penyegaran pemain sayap

Pada musim pertama kedatangan Guardiola, Manchester City punya beberapa pemain sayap andalan.

Pablo Zabaleta, Gael Clichy, Bacary Sagna, dan Alexander Kolarov menjadi pilihan Pep pada waktu itu.

(Baca Juga: 5 Calon Pengganti Samuel Umtiti jika Meninggalkan Barcelona Menuju Manchester United)

Namun, usia mereka sudah tidak muda lagi dan akhirnya meninggalkan Manchester City pada musim panas 2017 lalu.


Aksi bek Manchester City, Kyle Walker, saat mengontrol bola dalam laga Grup F Liga Champions 2017-2018 melawan Napoli di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, pada 17 Oktober 2017. ( OLI SCARFF / AFP )

Pep Guardiola langsung membuat gebrakan dengan melakukan penyegaran di lini belakang.

Kyle Walker, Benjamin Mendy, Aymeric Laporte, dan Danilo menjadi pemain-pemain yang didatangkan.

Hasilnya para pemain sayap tersebut sukses menjadi momok pemain lawan karena juga rajin membantu penyerangan.

4. Kembalinya kemampuan Raheem Sterling

Raheem Sterling sempat dinilai gagal bersama Manchester City.

Mantan pemain Liverpool itu belum bisa menampilkan permainan terbaik pada awal musim bersama City.

Namun, musim ini Sterling menjadi salah satu senjata andalan Pep Guardiola.

(Baca Juga: 5 Calon Kapten Baru Barcelona, Salah Satunya Berposisi Striker)

Pep Guardiola juga dinilai mampu mengembalikan Sterling ke performa terbaik.


Gelandang Manchester City, Raheem Sterling (kiri), berduel dengan peamin FC Basel, Fabian Frei (tengah), dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Saint Jakob-Park, Basel, Swiss, pada 13 Februari 2018.(PATRICK HERTZOG/AFP)

Pep mampu meningkatkan rasa percaya diri, pengalaman bermain, dan pemahaman taktik Raheem Sterling.

Dengan usia yang masih muda, Raheem Sterling masih bisa berkembang lebih baik.

5. Memanfaatkan pemain senior

Meski mengandalkan pemain muda seperti Leroy Sane, Gabriel Jesus, dan Raheem Sterling, Pep Guardiola tidak melupakan peran para pemain senior.

David Silva, Sergio Aguero, dan Vincent Kompany masih menjadi andalan Manchester City.

(Baca Juga: 6 Tahun Absen, Wolverhampton Wanderers Kembali ke Premier League Musim Depan)

Pep Guardiola sukses memadukan kemampuan pemain muda dengan pengalaman pemain senior.


Striker Manchester City, Sergio Aguero, memegang trofi Piala Liga Inggris seusai mengalahkan Arsenal dalam laga final di Stadion Wembley, London, pada 25 Februari 2018.(GLYN KIRK/AFP)

Sempat ada keraguan apakah Sergio Aguero akan bertahan.

Namun, pemain asal Argentina itu justru menjadi salah satu kunci permainan Manchester City musim ini.

6. Belanja besar-besaran

Karisma Guardiola dan garansi kesuksesan menjadi daya tarik tersendiri.

Nama-nama besar tak ragu datang ke Manchester City.


Bek Manchester City, Benjamin Mendy, memenangi duel udara dengan pemain Bournemouth, Joshua King, dalam laga Liga Inggris di Stadion Vitality, Bournemouth, pada 26 Agustus 2017.(GLYN KIRK/AFP)

Hal itu didukung dengan kemampuan finansial The Citizens yang kuat.

(Baca Juga: 2018 Menjadi Tahun Terbaik Cristiano Ronaldo, Ballon d'Or Lagi?)

Dua kombinasi ini menjadi kekuatan tersendiri dalam kesuksesan Manchester City musim ini.

Belanja besar-besaran Manchester City musim lalu berbuah gelar juara Liga Inggris.