Claudio Ranieri Minta Fan Fulham Berhenti Bernyanyi Saat Melawan Chelsea

By Dimas Wahyu Indrajaya - Senin, 3 Desember 2018 | 16:45 WIB
Pelatih Fulham, Claudio Ranieri, meminta fan tim kesebelasannya untuk berhenti bernyanyi saat berhadapan dengan tuan rumah Chelsea pada Minggu (2/12/2018) di Stadion Stamford Bridge. (SKYSPORTS)

Ia mengangkat tangannya ke arah fan Fulham dari pinggir lapangan agar menghentikan chant yang dinyanyikan.

Dalam laga tersebut Fulham gagal mencuri poin dari Chelsea.

Chelsea yang dilatih kompatriot Ranieri, Maurizio Sarri, menang 2-0.

Gol dicetak oleh Pedro Rodriguez (4') dan Ruben Loftus-Cheek (82').

Kekalahan tersebut membuat Fulham tak beranjak dari posisi buncit klasemen sementara Liga Inggris, sedangkan Chelsea yang meraih tiga poin masih tetap di posisi tiga terpaut tujuh angka dari pemuncak Manchester City yang mengoleksi 38 poin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on