Brasil dan Hukuman Akumulasi Kartu Kuning yang Selalu Jadi Momok Menakutkan

By Sri Mulyati - Sabtu, 7 Juli 2018 | 10:32 WIB
Reaksi penyerang Brasil, Neymar, setelah timnya tertinggal 0-2 di babak pertama laga perempat final Piala Dunia 2018, 6 Juli 2018 di Kazan Arena. (BENJAMIN CREMEL/AFP)

Tim nasional Brasil memiliki musuh bebuyutan dalam usaha mereka menjuarai Piala Dunia, yaitu hukuman akumulasi karti kuning.

Kasus terbaru terjadi saat timnas Brasil harus menghadapi timnas Belgia pada perempat final Piala Dunia 2018 tanpa gelandang bertahan mereka, Casemiro.

Casemiro mendapat hukuman larangan bertanding karena akumulasi kartu kuning dan harus digantikan oleh Fernandinho.

Fernandinho gagal menggantikan peran Casemiro dan justru mencetak gol bunuh diri pada menit ke-13.

Ini bukan kali pertama timnas Brasil menerima kerugian berkat pemain kunci yang absen karena akumulasi kartu kuning.

(Baca Juga: Level Permainan Prancis Terus Meningkat)

Brasil juga kehilangan Thiago Silva pada semifinal Piala Dunia 2014 karena alasan serupa.

Dante yang bertugas menggantikan Silva juga kurang berhasil.

Brasil bahkan harus menderita kekalahan 1-7 dari timnas Jerman yang menjadi lawan mereka saat itu.

(Baca Juga: Kazan Arena, Kuburan bagi Tiga Mantan Juara Piala Dunia)