Dejan Lovren, Dari Kekejaman Perang Bosnia hingga Final Piala Dunia

By Tomy Kartika Putra - Sabtu, 14 Juli 2018 | 15:09 WIB
Bek timnas Kroasia, Dejan Lovren, berbicara dalam sesi konferensi pers di Roshchino Arena, Roshchino, Rusia, Minggu (24/6/2018). (FIRZIE A. IDRIS/BOLASPORT.COM)

"Zenica diserang karena itu adalah kota yang lumayan besar. Namun, di daerah-daerah yang lebih kecil, kekejaman terjadi lebih parah. Orang-orang dibunuh dengan kejam. Adik paman saya dibunuh menggunakan pisau didepan orang-orang. Itu adalah masa-masa yang sulit," ucap Lovren pada Februari silam seperti dilansir BolaSport.com dari LFC TV.

Keluarga Lovren harus terpaksa mengungsi dari Yugoslavia ke Muenchen, Jerman, karena meletusnya perang Bosnia dimana pada waktu itu Lovren masih balita.


Dejan Lovren, Danijel Subasic, dan Domagoj Vida merayakan kemenangan Kroasia atas Argentina di Nizhny Novgorod, 21 Juni 2018. (MARTIN BERNETTI/AFP)

"Saya ingat sirine terdengar begitu keras. Ibu saya menggandeng saya ke ruang bawah tanah, saya tidak tahu berapa lama kami duduk disana," ucap Lovren menambahkan.

"Kami sekeluarga lantas naik mobil untuk menuju Jerman. Kami meninggalkan semuanya - rumah, toko kecil kami, hingga makanan. Kami hanya membawa satu tas dan langsung menuju Jerman."

"Kami sangat beruntung, kakek saya bekerja di Jerman, sehingga kami dapat memperoleh surat-surat yang kami butuhkan untuk tinggal di sana."

Setelah tujuh tahun hidup di Jerman, Keluarga Lovren harus kembali ke tanah airnya.

Sekembalinya di Kroasia, lika-liku kehidupan pasca-perang lebih susah.

(Baca juga: Kroasia, Menembus Final Piala Dunia 2018 di Tengah Masalah)

Keluarga Lovren mengalami masalah finansial dan harus berjuang ekstra keras untuk menyambung hidup hari demi hari.