Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Memori Kelam 4 Tahun Lalu Kembali Dialami Pemain Keturunan Indonesia Ini di Piala Dunia 2018

By Kautsar Restu Yuda - Jumat, 29 Juni 2018 | 15:01 WIB
Massimo Luongo, pemain Australia, yang bermain untuk QPR di kasta kedua Liga Inggris. (Twitter @MassLuongo)

Gelandang timnas Australia berdarah Indonesia, Massimo Luongo, terpaksa mengalami nasib buruk di Piala Dunia 2018, seperti yang ia alami 4 tahun sebelumnya.

Massimo Luongo adalah bagian 23 nama pemain yang membela timnas Australia di Piala Dunia 2018.

Gelandang berdarah Indonesia ini dipersiapkan untuk menjadi salah satu pilar lini tengah tim Negeri Kanguru itu.

Begitu yakin bakal menjadi pilihan utama pelatih Bert van MarwijkMassimo Luongo justru tak pernah bermain sedetik pun.

(Baca Juga: Tampil Mengerikan di Kualifikasi, Jerman dan 3 Tim Ini Justru Angkat Koper di Fase Grup Piala Dunia 2018)

Pemain Queens Park Rangers tersebut kalah bersaing dengan kapten Mile Jidenak (Aston Villa) dan Aaron Mooy (Huddersfield Town).

Sepanjang fase grup, pria berusia 25 tahun itu menjadi saksi kegagalan Australia dari bangku cadangan.

Australia menjadi juru kunci grup C dengan koleksi 1 poin yang diperoleh ketika menahan Denmark.

(Baca Juga: Argentina Keluar dari Mulut Singa dan Masuk ke Mulut Buaya jika Lolos dari Fase Grup Piala Dunia 2018)

Sedangkan pada laga melawan Prancis dan Peru, tim berjuluk Socceroos itu meraih hasil minor.

Pemain berdarah Indonesia-Italia itu sempat menyampaikan bahwa ia bakal diturunkan oleh Van Marwijk, tidak seperti pada Piala Dunia 2014 di mana ia tak bermain satu partai pun.

“Itu (kegagalan di Piala Dunia 2014) membuat saya sangat lapar dan bertekad, dan saya berkata pada diri sendiri bahwa suatu hari saya akan kembali ke Piala Dunia dan bermain di lapangan!” tuturnya seperti dinukil BolaSport.com dari Fox Sports Australia pada 31 Mei 2018.

“Saya kembali ke rumah setelah itu (Piala Dunia 2014), dan seluruh pengalaman yang telah memberi saya begitu banyak, dari pelatihan hingga hanya berada di lingkungan itu. Saya menggunakan itu untuk memiliki musim yang baik dengan Swindon," kata pemain jebolan akademi Tottenham Hotspur itu.

Massimo Luongo pada kesempatan yang sama menyatakan bahwa Piala Dunia 2014 sempat membuatnya frustrasi.

Kala itu pemain kelahiran Sydney, Australia ini tak diturunkan satu detik pun oleh pelatih Australia kala itu, Ange Postecoglou.

Pada Piala Dunia 2014, timnas Australia tergabung di grup neraka bersama Belanda, Cile, dan Spanyol.

Pada turnamen yang digelar di Brasil tersebut,  tim beralias Socceroos tak berhasil meraih satu pion pun dan menjadi juru kunci.

"Tentu saja itu membuat frustrasi. Tapi saya sangat bahagia dan beruntung berada di sana. Ada beberapa (pemain) cedera yang memungkinkan saya untuk menyelinap masuk, tetapi saya tidak bisa bermain di Piala Dunia,” ujar Luongo.

(Baca Juga: 10 Bintang Berpeluang Tak Pulang ke Klubnya Usai Piala Dunia 2018, Ada Neymar dan Ronaldo)

“Itu sedikit mengintimidasi. Saya tidak merasa layak untuk berada di skuat seperti (pemain) yang lain, karena saya belum melalui babak kualifikasi. Jadi itu sedikit menegangkan,” ucapnya lagi.

Harapan dan keyakinan tersebut tinggal cerita, sebab Massimo Luongo kembali hanya menjadi pemain penghangat bangku cadangan seperti di Piala Dunia 2014.

(Baca Juga: Keinginannya Terpenuhi, Jose Mourinho Patut Berterima Kasih kepada Brasil)

 

Kisah perjalanan Argentina di Piala Dunia selalu dihentikan oleh Jerman. Sejak Piala Dunia 2006, Jerman selalu menjadi momok Argentina. Kini, Jerman telah tersingkir, sejauh mana kah Argentina akan melaju? #Argentina #Jerman #pialadunia2018 #pialadunia #euphorussia

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P