Hooligans Inggris Berpikir Dua Kali untuk Bertandang ke Russia

By Irfa Ulwan - Senin, 19 Maret 2018 | 20:40 WIB
Seorang pria pelaku kericuhan antara suporter Inggris dan Rusia melempar balik gas air mata yang dilemparkan petugas polisi di Marseille, Prancis, Sabtu (11/6/2016). (LEON NEAL/AFP)

Menjelang bergulirnya putaran final World Cup 2018 di Russia, hooligans Inggris menyebut Negeri Beruang Merah terlalu berisiko untuk disambangi.

Kerusuhan antara hooligans Inggris dan kelompok suporter sepak bla dari Rusia pada Piala Eropa 2016 Perancis merupakan salah satu kerusuhan yang mengerikan di sejarah sepak bola.

Bentrokan yang terjadi di Kota Marseille tersebut menyebabkan beberapa korban luka-luka.

Seperti dilansir BolaSport.com dari BBC, tercatat enam orang telah ditangkap dan sedikitnya lima terluka selama bentrokan.

(BACA JUGA: Joe Hart Ingin Kontrak Permanen demi Piala Dunia)

Kejadian dua tahun silam tersebut masih menjadi bayang-bayang yang menakutkan bagi para hooligans Inggris.

The Guardian menyebutkan bahwa sudah ada alasan yang baik untuk tidak melakukan perjalanan ke Rusia, bahkan untuk para hooligan yang belum pernah melewatkan putaran final Piala Dunia di Eropa sejak 1990.

Ribuan penggemar Inggris telah menghabiskan sejumlah uang untuk menyaksikan Piala Dunia musim panas ini,i. 

Sementara uang itu tak mungkin diminta kembali, The Guardian menyebut terbuka kemungkinan mereka tidak akan mengikuti Timnas Inggris di Kaliningrad, Volgograd, dan di sekitarnya.


Hooligans Inggris(Mark Large)

Lanjut The Guardian, ketika para hooligans Rusia menyerang suporter Inggris pasca pertandingan di Marseille pada tahun 2016 silam, pihak berwenang Perancis menyebutkan 150 penyerang tersebut telah terorganisir.

Beberapa di antaranya mengenakan berbagai senjata yang beragam untuk melukai lawannya.

Kecemasan pihak Inggris lebih dari itu, Menurut Philip Cornwall, yang dilansir BolaSport.com dari The Guardian, pihak Rusia tidak mengaggap hal itu sebagai sesuatu yang serius.

(Baca Juga: Adu Tajam Mantan dan Kekasih Liverpool Terjadi di Grup A Piala Dunia 2018)

Sebaliknya, anggota parlemen Igor Lebedev sekaligus anggota komite eksekutif Asosiasi Sepak Bola Rusia (RFU) tersebut seakan mendukung tindak kekerasan tersebut.

Hal ini terlihat dari kicauannya di Twitter yang menanggapi kejadian sesaat kedua tim nasional tersebut bermain imbang 1-1.

“I don’t see anything wrong with the fans fighting. Quite the opposite, well done lads, keep it up!” 

Yang kira-kira dalam bahasa Indonesia berbunyi: "Saya tidak melihat ada yang salah dengan perkelahian suporter (tersebut). Justru sebaliknya, kerja yang bagus kawan, pertahankan!"

Philip Cornwall melanjutkan bahwa meskipun berat, ia tidak akan pergi ke Rusia untuk mengawal The Tree Lions di putaran Piala Dunia 2018.

Ia berpikir bahwa hal tersebut tidak akan sebanding dengan risiko yang mungkin akan terimanya.