TROI 2017, Kejuaraan Paralayang untuk Pembibitan dan Promosi Wisata Indonesia

By Weshley Hutagalung - Selasa, 8 Agustus 2017 | 21:44 WIB
Suasana lepas landas peserta Seri III Kejuaraan Ketepatan Mendarat Paralayang TROI (Trip of Indonesia) IV 2017, di Desa Segoro Gunung, Solo, Jawa Tengah, 4-6 Agustus 2017. (TAGOR SIAGIAN/HUMAS FASI)

 Kejuaraan Paralayang Trip of Indonesia alias TROI memasuki tahun keempat. Seri III TROI digelar di Desa Segoro Gunung, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, 4-6 Agustus 2017.

Ajang kali ini khusus melombakan nomor ketepatan mendarat (KTM), dan dibagi dalam kelas Senior dan Junior untuk putri dan putra.

TROI 2017 dianggap sebagai seri kejuaraan nasional tidak resmi.

Pesertanya hampir dari seluruh daerah anggota FASI yakni: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara  Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Barat dan Yogyakarta. Juga terbuka bagi pilot negara lain.

Pada Seri III TROI, selain peserta lokal sebanyak 185 pilot (sebutan bagi atlet olahraga dirgantara) terdapat juga 17 pilot asal Arab Saudi, Inggris, Korea Selatan, dan Spanyol.

Di Solo pada 4-6 Agustus lalu juga dilombakan kelas Terbang Tandem dan kelas Lolita (Lolos Limapuluh Tahun) bagi para penerbang veteran.

Dalam sambutan saat menutup kejuaraan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB FASI (Federasi Aero Sport Indonesia), Marsekal Madya Hari Budianto, mengingatkan pentingnya TROI terus diadakan sebagai ajang pembibitan pilot tim nasional.


Pilot Sumatra Barat, Riana Kusuma Kambara, keluar sebagai runner-up Kelas Putri Junior Seri III Kejuaraan Ketepatan Mendarat Paralayang TROI (Trip of Indonesia) IV 2017, di Desa Segoro Gunung, Solo, Jateng, 4-6 Agustus 2017.(TAGOR SIAGIAN/HUMAS FASI)

Selain berterima kasih atas dukungan dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Sekjen berharap TROI dapat lebih meriah dengan semakin banyak pilot asing.

“Sebuah kesempatan emas bagi para pilot agar belajar dari pilot unggulan dunia. Sekaligus mempromosikan Indonesia sebagai surga wisata olahraga dirgantara. Bahkan, lokasi Segoro Gunung sangat layak menggelar Seri Piala Dunia,” ucap Marsekal Madya Hari Budianto seperti disampaikan Tagor Siagian, Humas Pengurus Besar FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) kepada BolaSport.com