Ini Perbandingan Pebulu Tangkis Indonesia dengan China dan Jepang di Level Junior ke Senior

By Any Hidayati - Senin, 9 Oktober 2017 | 19:15 WIB
Pasangan ganda campuran Indonesia, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, mengembalikan kok dari Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) pada babak pertama Malaysia terbuka di Stadion Perpaduan, Kuching, Rabu (5/4/2017). (BADMINTON INDONESIA)

Hingga tahun 2017, Indonesia belum mampu kembali menciptakan atlet bulu tangkis yang berjaya baik di kejuaraan dunia junior maupun senior.

Jepang telah menciptakan tunggal putri yang bisa juara di kejuaraan dunia level junior maupun senior melalui Nozomi Okuhara.

Okuhara yang sukses menjadi pemenang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2012 berhasil mengulang langkahnya di level senior.

Pada BWF World Championship 2017, Nozomi Okuhara berhasil menjadi juara dunia tunggal putri pertama yang berasal dari Jepang.


Ekspresi Nozomi Okuhara setelah menang atas Pusarla Venkata Sindhu pada babak final BWF World CHampionship 2017, hari Minggu (27/8/2017)(BADMINTON SCOTLAND)

(BACA JUGA: WJC 2017 - Tim Beregu Indonesia Tumbangkan Brasil di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2017 dengan Kemenangan Sempurna)

Di sisi lain, pemain Indonesia Edi Subaktiar dan Melati Daeva Oktaviani yang menjuarai ganda campuran junior 2012 harus bergonta-ganti pasangan.

Hingga 2017 kedua pemain ini belum dapat mencicipi gelar juara dunia bulu tangkis di level senior.


Alfian Eko Prasetya/Melati Daeva Oktavianti, juara sektor ganda campuran Vietnam Open 2017. (Instagram.com/badminton.ina)

Setali tiga uang dengan Edi/Melati, Alfian Eko Prasetyo dan Gloria Emanuelle Widjaja yang jadi juara junior 2011 pun belum mencicipi gelar juara dunia.