M Bayu Pangisthu Pulang ke Klub, Wisnu Yuli Masuk Daftar Panggil Pelatnas PBSI

By Delia Mustikasari - Kamis, 28 Desember 2017 | 13:01 WIB
Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti menjawab pertanyaan wartawan seusai pengumuman resmi nama pelatih dan pemain periode 2017 di pelatnas, bulu tangkis, Cipayung, Jakarta, Rabu (4/1/2017). (DELIA MUSTIKASARI/JUARA.NET)

Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI telah merilis nama-nama atlet penghuni pelatnas 2018, berdasarkan SK (Surat Keputusan) dengan nomor SKEP/070/0.3/XII/2017.

Daftar pemain kelas utama tak banyak mengalami perubahan dan masih diisi oleh pemain-pemain ternama seperti Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Greysia Polii, Jonatan Christie, dan sebagainya.

Seleksi atlet pelatnas melalui promosi dan degradasi merupakan program tahunan yang biasa dilakukan PBSI.

Di akhir tahun, atlet dipulangkan ke klub masing-masing, beberapa di antaranya akan dipanggil kembali ke pelatnas, sesuai dengan keputusan tim bidang Pembinaan dan Prestasi yang telah melakukan evaluasi dalam setahun bersama tim pelatih.

"Secara umum prestasi di tahun 2017 sudah cukup baik. Kami dapat 38 gelar dari level international series hingga super series premier. Ganda putra memberikan prestasi yang luar biasa tahun ini," ucap Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti.

"Meskipun tak sebanyak tahun sebelumnya tapi ganda campuran konsisten mendapat gelar, khususnya di event-event penting. Kami berharap 2018 lebih baik lagi, dan regenerasi menjadi lebih cepat," ujar Susy kepada Badmintonindonesia.org.

Menurut Susy, sektor ganda putri sudah menunjukkan peningkatan prestasi karena tahun ini sudah merengkuh tiga gelar.

"Secara keseluruhan, progres kelihatan dan ini bisa jadi angin segar khususnya di tim putri. Kami berharap bukan cuma ganda putra dan ganda campuran saja yang menjadi andalan, tetapi juga ganda putri agar pada Asian Games 2018 kita bisa semakin banyak mendapat medali," ucap Susy.

(Baca juga: Kaleidoskop 2017 - Kiprah Para Pebalap Kebanggaan Indonesia)

"Sektor tunggal putra dan tunggal putri memang agak tertinggal dibanding sektor lain, tetapi ada grafik yang meningkat karena mendapat satu gelar superseries dengan all Indonesian final yang sudah lama sekali tidak terjadi," aku Susy.

Hal tersebut dikatakan Susy, harus  harus diapresiasi meski tetap harus kerja keras.