Dua Kabupaten di Sumatera Utara Bentuk National Paralympic Committee

By Imadudin Adam - Jumat, 16 Maret 2018 | 08:01 WIB
Logo MoMo akan menjadi maskot Asian Para Games 2018 (KEMENPORA)

Dua kabupaten di Sumatera Utara yakni Asahan dan Batubara membentuk dua kepengurusan National Paralympic Committee (NPC). Penulis: Victory Arrival Hutauruk

Abdul Karim terpilih secara aklamasi untuk memimpin NPC Batubara periode 2018-2023. Sedangkan Andi Ernes Simatupang terpilih sebagai ketua NPC Asahan lewat Musorkab di Aula Kantor Disporapar Asahan, 10 Maret 2018 seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Medan.

Dengan Terbentuknya dua kepengurusan ini maka saat ini sudah ada 13 pengurus NPC kabupaten dan kota di Sumut.

Diantaranya, Medan, Deli Serdang, Langkat, Binjai, Sergai, Tebingtinggi, Samosir, Karo, Padang Sidempuan, Tanjungbalai, Tapanuli Utara, Asahan, dan Batubara.

Wakil Sekretaris NPC Sumut Suliadi, mengatakan pembentukan pengcab merupakan salah satu program utama pengurus pada tahun 2018, agar memudahkan menjaring atlet - atlet difabel di tiap cabang olahraga, yang selama ini tidak terpantau bakatnya di kabupaten/kota.

"Tujuan dari terbentuknya NPC di kabupaten dan kota adalah merekrut atlet - atlet baru. Nantinya bukan hanya dipersiapkan menatap ajang Peparnas 2020 di Papua, tapi juga untuk persiapan Peparnas 2024. Apalagi Sumut mengajukan tuan rumah bersama Aceh pada PON 2024 Kita berharap tuan rumah PON 2024 bisa tercapai. Makanya atlet harus dipersiapkan sejak dini," katanya.

(Baca Juga: Nomor Punggungnya Direbut Egy, Kapten Lechia Gdansk Beri Sindiran Lewat Twitter)

Ia meminta untuk setiap pengurus yang telah terbentuk untuk segera bekerja dan membentuk dan membina sejumlah cabang olahraga yang menjadi andalan di masing - masing NPC.

"Kita harapkan mereka bentuk pengcab - pengcab cabang olahraga. Artinya di setiap kabupaten dan kota kita harapkan punya olahraga andalan. Misalnya Karo unggul di atletik, atau Sergai angkat berat," jelasnya.

Bertambahnya kepengurusan daerah juga dapat memudahkan pelaksanaan even di daerah. Hal ini sangat penting sebagai sarana penjaringan atlet difabel yang potensial, selanjutnya diproyeksikan membela Sumut di even nasional seperti kejurnas maupun Peparnas.