Denmark Butuh Lebih dari Setengah Abad demi Menyabet Gelar Ganda Putri All England Open

By Any Hidayati - Rabu, 21 Maret 2018 | 19:39 WIB
Pebulu tangkis ganda putri Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, sukses menyabet gelar turnamen All England Open 2018, Minggu (18/3/2018). (BWFWORLDTOUR.COM)

Pada All England Open 2018, setidaknya ada dua negara yang mampu memecah kebuntuan gelar setelah melewati puluhan tahun, bahkan hingga ratusan tahun.

Yuta Watanabe/Arisa Higashino membawa Jepang untuk kali pertama menjuarai nomor ganda campuran All England Open.

Negeri Matahari Terbit itu butuh 119 tahun untuk melahirkan pasangan ganda campuran muda yang mampu menjuarai turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu.

Jika Jepang butuh 119 tahun, maka Denmark membutuhkan lebih dari setengah abad untuk kembali menciptakan ganda putri juara All England.


Pasangan ganda campuran Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, berpose dengan trofi yang didapat sebagai juara All England 2018 setelah mengalahkan wakil China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, 15-21, 22-20, 21-16, pada partai final yang digelar di Arena Birmingham, Inggris, Minggu (18/3/2018).(PAUL ELLIS/AFP PHOTO)

Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen sukses menumbangkan ganda putri Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, demi gelar juara All England Open 2018.

Kemenangan ini memutus rantai penantian sektor ganda putri Denmark yang terakhir kali menjuarai All England 53 tahun lalu, atau sejak 1965.

Saat itu, Karin Jorgensen/Ulla Strand sukses merebut gelar All England Open 1965 setelah menang atas wakil Inggris, Jennifer Pritchard/Ursula Smith.

(Baca Juga: 5 Fakta Menarik MotoGP Qatar di Sirkuit Losail, Nomor 1 Paling Berkesan!)

Sebenarnya Strand mampu kembali tampil sebagai juara di tahun 1967, tetapi tidak dengan rekan senegara melainkan atlet Belanda, Imre Rietveld.