Pebulu Tangkis Malaysia Diminta Tanda Tangani Perjanjian Anti Korupsi

By Delia Mustikasari - Senin, 23 April 2018 | 17:37 WIB
Tim bulu tangkis Malaysia di podium kedua pada Commonwealth Games 2018 di Carrara Sports Arena, Gold Coast, Australia, Senin (9/4/2018). ( WILLIAM WEST/AFP PHOTO )

Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) meminta para pemain menandatangani perjanjian anti korupsi.

Langkah tersebut ditempuh untuk mencegah terjadinya kasus pengaturan skor seperti yang dialami dua pebulu tangkis Malaysia belum lama ini.

Presiden BAM Datuk Seri Mohamad Norza Zakaria mengatakan bahwa opsi tersebut merupakan salah satu langkah pencegahan yang diambil BAM.

Dia mengatakan bahwa BAM ingin meningkatkan kesadaran para pejudi tentang ancaman pengaturan skor pertandingan.

"Kami tidak hanya bertindak setelah ada keputusan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) atas dua pemain. Tetapi, kami mulai dari sekarang secara bertahap untuk mendidik para pemain," ucap Norza.

"Kami akan menandatangani perjanjian (oleh pemain dan pelatih) pada 28 April dan kami akan bekerja sama dengan Komisi Anti Korupsi Malaysia," ucap Norza.

Sebelum mengesahkan perjanjian, pihak BAM akan memberi penjelasan kepada pemain dan pelatih tentang proses dan kebutuhan untuk melawan pengaturan skor pertandingan.

"Kami ingin mendidik mereka melawan kegiatan semacam itu," ujar Norza seperti dilansir BolaSport.com dari NST.

(Baca juga: Christian Hadinata Jelaskan Kombinasi Pasangan Ganda pada Piala Thomas 2018)

Sementara itu, Norza menolak untuk berspekulasi tentang mengapa BWF butuh waktu lama untuk memberikan putusan kepada dua pemain Malaysia yang terlibat pengaturan skor setelah sidang diadakan pada 26-27 Februari lalu.

"Pertama-tama, mereka bukan pemain kami, jadi kami tidak bisa berspekulasi. Jika mereka tidak bersalah, itu bagus. Kami tidak dapat menghukum mereka sebelum hukuman resmi dikeluarkan oleh BWF," tutur Norza.

"Kami tidak ingin hanya fokus kepada dua pemain, tetapi membantu pemain BAM menghindari kegiatan yang tidak sehat ini," ujar Norza.

BWF memanggil dua pemain profesional Malaysia untuk menghadiri sidang di Singapura pada Februari lalu atas enam tuduhan pengaturan skor pertandingan di enam turnamen yang berbeda antara 2013- 2016.

BWF belum mengungkapkan identitas dua pemain yang terlibat dalam dugaan pengaturan skor meskipun Zulfadli Zulkiffli dan Tan Chun Seang terlihat menghadiri sidang BWF.