Piala Thomas 2018 - Meski Bertabur Bintang, China Sulit Jadi Juara karena Alasan Ini

By Susi Lestari - Senin, 21 Mei 2018 | 22:20 WIB
Dari kiri ke kanan, Xia Xuanze dan Zhang Jun saat masih aktif sebagai pebulu tangkis China. (TOSHIFUMI KITAMURA, LIU JIN/AFP PHOTO)

Pelatih kepala China, Xia Xuanze, mengatakan dirinya tetap tidak mau jemawa meskipun punya skuat bertabur bintang pada Piala Thomas 2018.

Xia mengambil pekerjaan sebagai pelatih kepala China menggantikan Li Yongbo.

Sebagai informasi, Li merupakan pelatih legenda di China yang mundur setelah Olimpiade Rio 2016.

Xia mendapatkan tantangan untuk mengembalikan trofi Piala Thomas ke pangkuan China setelah empat tahun berada di negara lain.

(Baca Juga: Kehadiran 4 Pemain Ini Bikin China Dihindari Negara-negara Lain pada Piala Thomas-Uber 2018)

Pada tahun 2014, Jepang merebut trofi dari China.

Sementara, dua tahun setelahnya, Denmark muncul sebagai jawara baru di turnamen beregu putra paling bergengsi di dunia ini.

Menanggapi tugas yang diembannya tersebut, Xia mengatakan bahwa sulit membawa pulang Piala Thomas meski skuatnya bertabur pemain bintang.

"Kami memiliki tim yang sama, tetapi sulit untuk menang karena tim lain memiliki kekuatan yang bagus juga seperti Denmark, Jepang, dan Indonesia," kata Xia dilansir BolaSport.com dari The Star.

"Saya juga tidak akan meremehkan Malaysia," tambah Xia.

Xia kemudian mencontohkan pada edisi sebelumnya, China pun memiliki Chen Long dan Lin Dan, tetapi tidak bisa menang juga.

(Baca Juga: Pemain Denmark yang Gagalkan Indonesia Juarai Piala Thomas 2016 Minta BWF Bertindak Adil)

China yang pada Piala Thomas 2016 menjadi tuan rumah, justru tersingkir pada babak perempat final setelah dikalahkan Korea Selatan.

"Kami juga memiliki Chen Long dan Lin Dan sebelumnya, tetapi kami tidak menang. Kami akan mencoba mengembalikan Piala kali ini," tambah Xia.