2.500 Personel Gabungan TNI-Polri Akan Amankan Test Event Asian Para Games 2018

By Delia Mustikasari - Kamis, 7 Juni 2018 | 17:29 WIB
Ketua Umum Inapgoc Raja Sapta Oktohari (kanan) menghadiri Rapat Koordinasi Teknis Sistem Pengamanan Games Security Asian Para Games 2018 dengan unit kesatuan pengamanan beserta jajarannya untuk menyamakan persepsi dan pandangan tentang pola pengamanan pada pelaksanaan Indonesia 2018 Asian Para Games di Hotel Sultan, Kamis, (7/6/2018) (INAPGOC)

Sebanyak 2.500 personel gabungan Polri dan TNI dipersiapkan mengamankan pelaksanaan test event Asian Para Games III yang akan digelar di Komplek Gelora Bung Karno Jakarta, pada 25 Juni hingga 4 Juli mendatang.

"Sebanyak 2.500 personil gabungan Polri dan TNI siap mengamankan pelaksanaan Asian Para Games 2018," kata Deputi IV Panitia Penyelenggara Asian Para Games (Inapgoc) Deden Juhara dalam acara Rapat Koordinasi Teknis Pengamanan Test Event Asian Para Games 2018 di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (7/6/2018).

"Penambahan jumlah personil bisa saja dilakukan sesuai kebutuhan nanti," ucap Deden.

Menurut Deden, sejalan dengan keinginan Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari yang ingin menunjukkan bahwa Indonesia ramah bagi kaum disabilitas,
personel yang diterjunkan akan diinstruksikan untuk selalu mengedepankan komunikasi dalam melayani seluruh peserta yang berasal dari 42 negara
Asia.

"Seluruh personil keamanan akan selalu mengedepankan komunikasi dalam melayani seluruh peserta sehingga tidak terjadi kesalahpahaman," ucap Deden.

Dalam sambutannya, Raja Sapta Oktohari mengingatkan ada tiga hal yang menjadi parameter sukses pelaksanaan Asian Para Games 2018 yakni sport (tempat pertandingan), athlete village (perkampungan atlet), dan transportation (transportasi).

(Baca juga: Jangan Anggap Remeh Lin Dan!)

"Mulai tempat pertandingan, perkampungan atlet hingga angkutan harus memiliki fasilitas untuk kaum disabilitas," ujar Okto.

"Yang lebih penting lagi, kami harus bisa menjaga ketepatan waktu transportasi atlet yang akan bertanding dari perkampungan atlet ke lokasi pertandingan," kata Okto.

Diakui Okto, memang belum semua fasilitas pertandingan ramah untuk kaum disabilitas. Namun, dia yakin masalah tersebut bisa diselesaikan karena berbagai
pihak sudah memberikan perhatian.

"Saya yakin semua fasilitas bisa disediakan. Untuk angkutan saja, kami sudah siapkan 80 bus khusus untuk atlet disabilitas," ucap Okto.

Sebelum Test Event Asian Para Games 2018, Inapgoc akan melakukan simulasi pada 19 dan 23 Juni 2018. Tujuannya, agar pelaksanaan test
event bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

Menyangkut masalah penonton, kata Okto, Inapgoc akan merangkul pihak Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) DKI Jakarta agar pelajar tidak
diliburkan saat Asian Para Games 2018.

(Baca juga: Lee Chong Wei Lebih Utamakan Persiapan daripada Pikirkan Calon Lawan pada Malaysia Open 2018)

"Inapgoc akan meminta Depdiknas DKI Jakarta mengarahkan pelajar untuk datang bukan hanya menyaksikan pertandingan, tetapi bisa mengikuti berbagai
kegiatan ekstra kulikuler di sekitar Komplek Gelora Bung Karno," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi I Inapgoc, Taufik Yudi mengatakan bahwa ada 408 atlet dari 13 negara yang akan ambil bagian pada test event Asian Para Games 2018 yang mempertandingkan lima cabang olahraga.

Lima cabang tersebut ialah tenis meja, basket kursi roda, para atletik, bulu tangkis, serta para swimming.

"Mereka bukan hanya memperebutkan 222 medali, tapi juga tiket menuju Paralympics Games karena ada beberapa cabang yang akan jadi babak kualifikasi Paralympics," katanya.

Dari lima cabang olahraga tersebut, para atletik, bulutangkis, paraswimming, dan basket kursi roda akan masuk dalan kategori test event.

Adapun tenis meja masuk dalam kategori sanction yakni event tersebut diakui oleh federasi internasional sebagai babak kualifikasi untuk APG atau Paralympics.

(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup A, Ditutup oleh Derbi Arab)

"Yang sanction biasanya kelas open saja karena sebagai kualifikasi, tenis meja menjadi cabang yang memiliki keikutsertaan terbanyak yaitu dari 13
negara termasuk Indonesia dan beberapa negara di luar Asia," ucap Taufik.

"Negara lainnya adalah Hong Kong, India, Singapura, Jerman, Korea, Venezuela, Taiwan, Thailand, Belanda, Kazakstan, Iran, dan Malaysia," tutur Taufik.

Sementara itu cabang lainnya, seperti basket kursi roda diikuti oleh tiga negara saja yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Selebihnya hanya atlet Indonesia saja yang ambil bagian.

Untuk nomor pertandingan, para  atletik akan memperlombakan 86 nomor, bulu tangkis 14 nomor, para swimming 77 nomor, tenis meja 44 nomor, dan basket
kursi roda 1 nomor saja.

Semua nomor lomba ini akan berdasarkan pada klasifikasi yang berstandar internasional.