Laga Tinju Asian Games 2018 Ada yang Berakhir Ricuh, Sejumlah Regulasi akan Diubah

By Bayu Nur Cahyo - Senin, 3 September 2018 | 14:16 WIB
Ilustrasi sarung tangan tinju ( tribunnews.com )

Laga final tinju Asian Games 2018 antara wakil Korea Utara, Pang Chol Mi, melawan wakil China, Chang Yuan, berakhir dengan ricuh dan Asosiasi Tinju Internasional (AIBA) mengeluarkan pernyataannya.

AIBA melalui direktur eksekutifnya, Tom Virgets, mengungkapkan bahwa akan ada perubahan peraturan untuk pertandingan tinju di masa depan.

Perubahan tersebut adalah tentang regulasi protes dalam sebuah pertandingan tinju.

"Kami akan mempunyai sebuah komite protes di sekitar arena," ujar Tom Virgets yang dilansir BolaSport.com dari Chanel News Asia.

"Karena bahkan dalam waktu terbaikpun akan ada keputusan yang kontroversial, di mana ofisial pemain tak setuju," kata Virgets menambahkan.

Hal tersebut merupakan salah satu revisi peraturan tinju sebelumnya yang mengatakan bahwa tidak diperbolehkannya protes atas keputusan wasit.

Revisi tersebut dibuat karena pertandingan final tinju Asian Games 2018 berakhir dengan ricuh karena kedua pelatih Korea Utara melakukan protes keras.

"Beberapa tahun lalu, kami punya kebijakan untuk memperbolehkan protes atas keputusan wasit, tetapi hal itu malah disalahgunakan dan akhirnya dihapus dari peraturan," tutur Virgets.

Pada laga final yang berlangsung di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (1/9/2018), Chang Yuan asal China mengalahkan petinju Korea Utara, Pang Chol Mi.

(Baca juga: (Baca juga: Kericuhan Partai Final Tinju Kelas Ringan Putri Asian Games 2018 Berbuntut Panjang)

Chang Yuan pun berhak atas raihan medali emas. Sementara Pang Chol Mi harus puas mendapatkan medali perak.

Namun, kedua pelatih Pang Chol Mi, yakni Pak Chol Jun dan Pak Il Nam, tidak menerima kekalahan tersebut.

Kedua pelatih Korea Utara itu melakukan protes keras atas keputusan wasit. Pak Chol Jun bahkan sempat menolak untuk turun dari ring tinju.

 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on