Jenis Trek Lari Gawang Berbeda, Dedeh Erawati Perlu Usaha Ekstra

By Persiana Galih - Jumat, 14 September 2018 | 09:00 WIB
Pelari gawang putri Indonesia, Dedeh Erawati, di Stadion Carranque, Malaga, Spanyol, Kamis (13/9). (PERSIANA GALIH/BOLA)

Sehari sebelum semifinal 100 meter lari gawang Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 yang digelar pada Jumat (14/9), Dedeh Erawati mengunjungi Stadion Carranque, Malaga, Spanyol. 

Di sana, ternyata sprinter putri Indonesia itu menemukan bahwa permukaan lintasan, atau sering disebut dengan tartan, berbeda dari biasanya.

Sebagai informasi BolaSporter, Stadion Carranque adalah arena perlombaan nomor lari gawang 100 meter.

Momentum tersebut adalah kali pertama Dedeh mengunjungi Carranque, karena sebelumnya perlombaan yang ia ikuti digelar di Stadion Ciudad de Malaga (untuk nomor 100 meter) dan Stadion Universidad de Malaga (200 meter).

Saat menginjak lintasan stadion, Dedeh menemukan bahwa tartan yang digunakan Carranque akan menyulitkan seorang sprinter untuk mendapat dorongan yang baik.

“Beruntung saya mengunjungi stadion tersebut sehari sebelum pertandingan,” kata Dedeh Erawati.

Tartan merupakan jalur permukaan sintetis—terbuat dari poliuretan--dapat mendukung pelari di segala cuaca.

Perlengkapan atletik yang pertama kali diproduksi oleh merek 3M ini membantu atlet untuk berlari, sekaligus meningkatkan performa mereka.

(Baca Juga: Mengapa Jamaika Punya Banyak Sprinter Bertalenta?)

Menurut pelatih Dedeh, Fahmy Fachrezzy, ada beberapa jenis tartan yang digunakan di setiap perlombaan lari.

Sederhananya, ada tartan yang mendukung gaya dorong pelari, ada pula yang stabil tak memberi pantulan.


Pelari gawang putri Indonesia, Dedeh Erawati, di tengah lintasan lari Stadion Carranque, Malaga, Spanyol, Kamis (13/9).(PERSIANA GALIH/BOLA)

“Waktu kami berlomba di Stadion Ciudad de Malaga, tartan yang digunakan adalah yang dapat membuat pelari memantul. Sementara di arena perlombaan 100 meter lari gawang besok, tartan yang digunakan bersifat stabil,” katan Fahmy.

Namun, bukan berarti Dedeh Erawati akan kesulitan menjajal lintasan tersebut.

“Artinya, Dedeh harus berusaha lebih ekstra untuk mendapat hasil yang terbaik,” kata Fahmy.

(Baca Juga: Panen Medali di Asian Games 2018, Indonesia Wajib Kerja Keras demi Prestasi di Olimpiade 2020)

Mengunjungi stadion sehari sebelum pertandingan, adalah kegiatan yang sering dilakukan Dedeh di berbagai kejuaraan.

Tujuannya, tak lain agar dapat beradaptasi terlebih dulu atau sering disebut dengan imagery.

“Untuk mengukur sebarapa bersahabatnya Dedeh dengan lintasan tersebut, lihat saja bagaimana perasaannya setelah mengunjungi lintasan,” ujar Fahmy.


Pelari gawang putri Indonesia, Dedeh Erawati, melakukan tos dengan pelatihnya, Fahmy Fachrezzy, usai berlatih di Stadion Carranque, Malaga, Spanyol, Kamis (13/9).(PERSIANA GALIH/BOLA)

Pascamengunjungi Stadion Carranque pada pukul 13.00, Dedeh kembali ke apartemennya untuk beristirahat.

Setelah itu, sore harinya, ia memanfaatkan sisa waktu senggangnya dengan bermain di Pantai Malagueta.

“Kalau saya lihat, sih, sepertinya Dedeh sudah mulai bersahabat dengan Carranque,” katanya.