Identik dengan Yakuza, Peserta Piala Dunia Rugbi di Jepang Wajib Tutupi Tato di Tubuhnya

By Doddy Wiratama - Kamis, 20 September 2018 | 20:45 WIB
Pemain timnas rugby Selandia Baru, Aaron Smith, saat menunjukkan gerakan haka saat membela All Blacks dalam ajang internasional. (instagram.com/allblacks)

 Meski tak selamanya bercitra negatif, tetapi seni tato di Jepang sudah kadung identik dan diasosiasikan dengan organisasi sindikat kriminal bernama Yakuza.

Terbentuk sekitar abad ke-17, Yakuza memang identik dengan tato yang menghias di sekujur tubuh, termasuk di bagian genital mereka.

Tato yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan nama Irezumi ini biasanya berwujud gambar atau simbol terkait seni, budaya, dan kepercayaan yang dianut oleh sang pemilik.

Namun citra negatif Yakuza yang terlanjur melekat di mata warga Jepang (terkait kekerasan dan kegiatan mafia), turut membawa pandangan miring terkait seni rajah tubuh di Negeri Sakura tersebut.

Bahkan terdapat regulasi yang mengatur warga negara asing atau turis bertato dilarang memasuki pemandian air panas tradisional yang berada di Jepang.

Stigma negatif terhadap pengguna tato ini ternyata juga berdampak pada Piala Dunia Rugbi yang bakal dilangsungkan di Jepang pada 2019 mendatang.

Sejumlah atlet rugbi yang bertato pun diminta untuk menutupi bagian tubuhnya yang dihiasi tinta saat mengunjungi tempat tertentu, seperti gym, kolam renang umum, maupun spa selama berada di Jepang.

(Baca Juga: Akun Resmi Liverpool Beberkan Rahasia Tato yang Menghiasi Jari Roberto Firmino)

Direktur turnamen Piala Dunia Rugbi 2019, Alan Gilpin, mengatakan jika regulasi ini diterima baik oleh para pemain, bahkan tak ada keberatan yang disampaikan.