Asian Para Games 2018 - Kursi Roda Berbobot 100 Kilogram Jadi Tantangan Berat Inapgoc

By Nugyasa Laksamana - Selasa, 25 September 2018 | 16:39 WIB
Simulasi untuk Asian Para Games 2018 dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (25/9/2018). (NUGYASA LAKSAMANA/BOLASPORT.COM)

Fasilitas Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten dinilai sudah siap menyambut ribuan atlet difabel yang akan tampil pada Asian Para Games (APG) 2018. Lift khusus untuk pengguna kursi roda pun sudah tersedia.

Kendati demikian, Ketua Umum Panitia Pelaksana APG 2018 (Inapgoc) Raja Sapta Oktohari menyatakan bahwa persoalan terkait kursi roda belum sepenuhnya tuntas.

Menurut Okto, adanya kursi roda elektrik yang bobotnya mencapai 100 kilogram lebih membuat pihaknya harus mewaspadai persoalan tersebut.



"Nanti untuk atlet yang datang akan kami bagi 3. Pertama electrical wheelchair, mechanical wheelchair, dan non-wheelchair (memakai tongkat)," ujar Okto saat berada di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (25/9/2018).

"Tantangan yang terberat adalah electrical wheelchair karena beratnya bisa 100-130 kilogram dan jumlahnya itu nanti bisa sekitar 100 orang," kata Okto melanjutkan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Okto pun meminta pihak akreditasi dari bagian Arrival, Departure, and Logistic Inapgoc untuk mengelola data sebaik mungkin.

Jika data yang dikelola sudah baik, tentu nantinya Inapgoc dan pihak2 terkait lainnya bisa memberikan pelayanan terbaik untuk para atlet difabel.

(Baca juga: Jelang Asian Para Games 2018 - Bandara Soekarno-Hatta Sediakan 5 Lift Disabilitas)

"Hal itu perlu dilakukan agar meringkas waktu sehingga atlet merasa nyaman. Mereka nggak apa-apa berlama-lama di sini (Indonesia) asal nyaman, tetapi kalau sudah lama dan nggak nyaman, itu jadi masalah," ucap Okto.

Selain itu, Okto juga menyatakan bahwa pengguna kursi roda adalah orang dengan tulang belakang yang berbeda sehingga butuh perlakuan khusus terhadap tubuh mereka.

Pihak Bandara Soekarno-Hatta yang tergabung dalam Komunitas Bandara Soekarno-Hatta (Kombata) sudah melakukan simulasi untuk mengakomodir para atlet difabel.