Denmark Open 2018 - Cerita Hendra Setiawan tentang Pelatih dan Keinginan Tampil pada Olimpiade Tokyo 2020

By Delia Mustikasari - Jumat, 19 Oktober 2018 | 15:32 WIB
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan (kanan)/Hendra Setiawan, saat menjalani laga melawan wakil tuan rumah, Liu Cheng/Zhang Nan, pada babak kesatu China Open 2018 yang berlangsung di Changzhou, Rabu (19/8/2018). (BADMINTON INDONESIA)

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, mengatakan bahwa perubahan susunan pelatih dalam pelatnas itu bagus, tetapi tidak selalu diperlukan.

Pendapat tersebut diutarakan pemegang tiga gelar juara dunia Hendra Setiawan.

Hendra mengaku senang Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) telah mempertahankan pelatih ganda putra mereka yakni pelatih kepala Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat.

Di bawah kepemimpinan Herry dan Aryono, sektor ganda putri Indonesia terus menghasilkan pasangan yang masuk level atas dunia.

Saat ini, Indonesia memiliki lima pasang ganda putra yang menembus 20 besar dunia yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (nomor satu dunia), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (9), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (16), dan Berry Angriawan/Hardianto Hardianto (17).

Selain itu, ada Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso (20) yang pekan lalu menjuarai Dutch Open 2018.

Hendra yang saat ini berusia 34 tahun mengatakan bahwa memiliki pelatih yang baik, pengertian, dan sama merupakan jalan untuk kembali ke bulu tangkis yang kompetitif.

(Baca juga: Denmark Open 2018 - Kerinduan Ahsan/Hendra terhadap Boe/Mogensen)

Hendra mundur dari PBSI dan memilih jalan sebagai pebulu tangkis profesional pada 2017 atau selepas Olimpiade Rio 2016.