Sosok yang Dikalahkan Maria Kristin pada Perebutan Perunggu Olimpiade 2008 Jalani Karier sebagai Wasit

By Delia Mustikasari - Kamis, 1 November 2018 | 20:33 WIB
Mantan pebulu tangkis tunggal putri China, Lu Lan, bertugas sebagai wasit pada China Open, September lalu. (BWF)

Baca juga:

Setelah lulus, Lu Lan menjadi guru bulu tangkis di Shanghai Jiao Tong University selama tiga tahun atau tepatnya sejak 2015.

Dengan menjadi wasit, Lu Lan mendapat hal baru yang tidak dia peroleh saat masih menjadi pemain.

"Sebagai wasit, Anda harus fokus 100 persen memusatkan perhatian di lapangan. Anda harus mengendalikan semua kemungkinan situasi di lapangan. Menjaga keseimbangan setiap saat, itu penting. Anda harus berhati-hati dengan setiap keputusan," tutur Lu Lan.

Lu Lan menjalani debut sebagai wasit pada Mei. Namun, China Open 2018 menjadi turnamen internasional pertama yang dia wasiti.

"Saya sedikit gugup, tetapi secara keseluruhan menjadi wasit itu menarik. Saya senang menjadi wasit," aku Lu Lan.

Lu Lan mengatakan bahwa pengalaman sebagai pemain level atas dunia membantu pekerjaannya sebagai wasit karena dia dapat memahami beberapa situasi pertandingan dengan sangat baik.

"Saya pernah mengalami beberapa situasi yang sama ketika saya menjadi pemain. Saya menikmatinya, itu menyenangkan. Rasanya seperti kembali ke keluarga. Saya melihat banyak teman, pemain dan pelatih yang saya kenal sebelumnya," ucap Lu Lan.


Dari kiri ke kanan, Maria Kristin (Indonesia), Zhang Ning (China) dan Xie Xingfang (China) di podium Olimpiade Beijing 2008(BWF Badminton)

"Anda dapat bekerja dengan wasit lain, berkomunikasi, hingga belajar hal-hal yang berbeda dari orang lain. Ini bukan hanya tentang bekerja di lapangan, tetapi juga di luar lapangan," tutur Lu Lan.

Lu Lan juga menceritakan reaksi dari beberapa orang yang melihat dia saat bertugas sebagai wasit.