Kejurnas Panjat Tebing 2018 - Aspar Jaelolo Bersimpati Saat Kota Kelahirannya Batal Jadi Tuan Rumah

By Bayu Nur Cahyo - Jumat, 30 November 2018 | 08:15 WIB
Rambut model cicak Merah Putih di kepala peraih perunggu cabang olahraga panjat tebing nomor individual speed putra, Aspar Jaelolo, di Wall Climbing Arena, Jakabaring Sport City, Palembang, Kamis (23/8/2018). (DELIA MUSTIKASARI/BOLASPORT.COM)

Salah satu atlet panjat tebing andalan Indonesia pada ajang Asian Games 2018, Aspar Jaelolo, memberikan cerita soal terpilihnya Solo sebagai tuan rumah Kejurnas Panjat Tebing 2018.

Kejurnas XVII Panjat Tebing 2018 digelar di Kawasan Stadion Manahan Solo, tetapi terpilihnya Kota Solo menjadi tuan rumah merupakan sebuah opsi kedua yang dipilih oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).

Menurut rencana, seharusnya Palu, Sulawesi Tengah bertindak sebagai tuan rumah kejuaraan panjat tebing tersebut.

Namun Kota Palu terpaksa tak bisa menjadi tuan rumah karena serangkaian bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami yang menyebabkan kerusakan di berbagai fasilitas pada Oktober lalu.

BolaSport.com pun berkesempatan mendengarkan cerita dari salah satu atlet yang bertanding di Kejurnas Panjat Tebing 2018, yaitu Aspar Jaelolo.

Aspar Jaelolo yang saat ini menjadi atlet kontingen DKI Jakarta menyampaikan bahwa dirinya turut bersimpati atas Kota Palu yang sempat terkena gempa sehingga tidak bisa menggelar Kejurnas ini.

Sebagai informasi BolaSporter, Aspar Jaelolo yang merupakan atlet Asian Games 2018 lalu adalah atlet panjat tebing kelahiran Palu, Sulawesi Tengah.

Baca Juga:

"Saya pribadi turut bersedih juga karena Palu belum bisa menjadi tuan rumah," kata Aspar saat ditemui BolaSport.com.