5 Lifter Ditangguhkan Setelah Terdeteksi Positif Doping Pasca Olimpiade London 2012

By Delia Mustikasari - Senin, 24 Desember 2018 | 19:33 WIB
Lifter angkat berat Indonesia, tantangan menjadi juara di Kejuaraan Angkat Berat Asia di negeri sendiri. ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET )

Dalam pernyataan mereka, IWF menambahkan bahwa semua tergantung dari IOC yang memutuskan segala konsekuens terkait hasil dari Olimpiade London 2012 tetapi, sementara tanggung jawab untuk melakukan manajemen hasil akan diserahkan kepada IWF.

Baca juga:

Jika Torokhtiy kehilangan medali emasnya, Navab Nassirshalal (Iran) yang meraih medali perak akan dipromosikan menjadi juara Olimpiade.

Adapun Bartłomiej Bonk (Polandia) naik mendapat medali perak dari semula medali perunggu.

IOC telah menguji ulang sampel dengan lebih banyak menggunakan teknologi terkini.

Sekarang ada total 116 sampel Olimpiade London 2012 terdeteksi positif, termasuk 24 sampel dari cabang olahraga angkat besi. Hasil ini menjadikan Olimpiade London 2012 "paling kotor" dalam sejarah.

Dalam tes akhir urine Olimpiade Beijing 2008 dari 86 sample yang dites ulang terdapat 26 sampel positif mengandung doping, termasuk dari cabang angkat besi.

Karena itu, kuota angkat besi pada program Olimpiade Paris 2024 tetap di bawah ancaman dengan IOC menindak masalah narkoba olahraga.

Proses kualifikasi Tokyo 2020 yang mengharuskan atlet untuk bersaing dan diuji lebih teratur menuai pujian.

Keputusan yang membuat sembilan negara dilarang selama setahun setelah sampel lifter yang mengikuti Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 diuji ulang terdeteksi positif juga disambut.

Armenia, Azerbaijan, Belarus, China, Kazakstan, Moldova, Rusia, Turki, dan Ukraina adalah sembilan negara yang mendapat skors.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Segenap tim BolaSport.com mengucapkan turut berduka cita kepada para korban tsunami di Banten dan Lampung. . #prayforanyer

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada