Kedatangan Satgas Antimafia Bola ke Kediaman Krisna Adi Bukan dalam Rangka Pemeriksaan

By Irfa Ulwan - Rabu, 9 Januari 2019 | 16:55 WIB
Wakil Satgas antimafia bola, Krishna Murti. (INSTAGRAM.COM/_BD91)

Satgas Antimafia Bola menyambangi rumah Krisna Adi, Rabu (9/1/2019) siang.

Namun, kedatangan Satgas Antimafia Bola ke kediaman pesepak bola yang mendapat larangan bermain seumur hidup oleh Komdis PSSI itu bukan dalam rangka pemeriksaan.

Rombongan yang dikomandoi oleh Brigjen Pol Krishna Murti itu hanya sekadar melihat perkembangan kondisi Krisna Adi.

Sebelumnya, Krisna Adi yang memperkuat PSMP Mojokerto pada musim lal  mengalami kecelakaan yang membuatnya sempat kritis dan terbaring di rumah sakit.

Insiden itu dialaminya tak lama setelah mendapat sanksi dari Komdis PSSI.

(Baca Juga: Satgas Antimafia Bola Datangi Rumah Krisna Adi)

"Saya nengok mas Krisna, liat kesehatannya beliau. Info awal yang kami dengar Desember lalu mengalami kecelakaan parah, sekarang sudah bisa bicara dan sedikit-sedikit mengingat peristiwanya," kata Krishna Murti, kutip BolaSport.com dari Tribun Jogja.

Pertemuan tim satgas ke kediaman pemain yang terkenal berkat tendangan penalti 'ajaib'-nya itu berlangsung sekira 20 menit.

Pertemuan di rumah yang terletak di bilangan Gamping, Kabupaten Sleman, D. I. Yogyakarta itu berlangsung tertutup.

Krishna Murti bersama rombongan tiba di lokasi dan langsung disambut oleh sang kakak, Johan Arga, pada pukul 13.10 WIB.

(Baca Juga: Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola Tegaskan para 'Whistle Blower' Bakal Selalu Terlindungi)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Krishna Murti (@krishnamurti_bd91) on

Adapun rencana proses pemeriksaan terhadap eks pemain PS Mojokerto Putra itu bakal dilaksanakan setelah Krisna benar-benar sembuh.

"Saya atas nama Satgas hadir untuk nengok Krisna Adi, bukan menggali informasi tapi melihat kondisinya. Kalau cukup sehat kami bisa mintai keterangan, kalau belum sehat ya kami tunggu sampai sehat. Tapi kita tidak berhenti di keterangan satu dua orang, tapi banyak sumber," ujar Krishna, menambahkan.

Pemain 23 tahun ini sendiri digadang-gadang merupakan salah satu saksi kunci dalam skandal pengaturan skor di persepakbolaan Indonesia.

Pria yang pernah membela PSIM Yogyakarta itu menjadi sorotan setelah aksinya kala bertanding melawan Aceh United pada babak delapan besar Liga 2 2018 terindikasi sebagai salah satu upaya praktik pengaturan skor.

Ia dinilai dengan sengaja tidak membobol gawang Aceh United melalui titik putih.

(Baca Juga: Terbukti Memberi Suap, Manajer Persekabpas Berharap Persibara Juga Ditindak Satgas Antimafia Bola)