Persija Jakarta Dapat Tiga Sponsor Hingga Rp 35 Miliar

By Mochamad Hary Prasetya - Kamis, 17 Januari 2019 | 20:22 WIB
Direktur Utama Persija Jakarta Gede Widiade memperlihatkan jersey berlogo Indomie usai pengumuman kerja sama dengan PT Indofood Sukses Makmur di Warung Upnormal, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2019). (PERSIJA.ID)

Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, mengatakan pihaknya sudah sepakat dengan tiga sponsor untuk menyambut kompetisi musim 2019. 

Gede Widiade juga mengatakan logo dari ketiga sponsor tersebut akan terlihat di bagian depan jersey Persija Jakarta.

Gede Widiade tidak mau menyebutkan berapa nilai nominal satu sponsor yang mendukung perjuangan Persija Jakarta.

Pengusaha asal Surabaya, Jawa Timur, itu hanya mengatakan total pendapatan Persija Jakarta dari ketiga sponsor tersebut berjumlah Rp 35 miliar.

Dari ketiga sponsor yang akan mendukung Persija Jakarta, satu adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk lewat brand Indomie.

Sisanya kedua perusahaan yang akan mendukung Macan Kemayoran kemungkinan besar adalah Bank DKI dan Gojek, namun masih belum diumumkan secara resmi.

Pada Liga 1 2018, ada empat perusahaan yang logonya terlihat di bagian depan jersey Persija Jakarta, yakni Gojek, Rasuna Epicentrum, Akulaku, dan Kuku Bima.

(Baca Juga: Menpora Harap PSSI 'Tertampar' dengan Langkah Satgas Antimafia Bola)

Ada juga dua perusahaan yang logonya menempel di bagian belakang Ismed Sofyan dkk yakni Tolak Angin dan Bank DKI.

"Ada beberapa yang sudah masuk untuk menjadi sponsor Persija Jakarta tetapi saya belum bisa sampaikan siap saja nama perusahaannya," kata Gede Widiade.

"Kalau untuk di depan itu ada tiga sponsor, diperkirakan mencapai Rp 35 miliar," ucap Gede Widiade menambahkan.

(Baca Juga: Dikontrak Persib dan Terus Disangsikan, Srdan Lopicic Minta Diberi Kesempatan)

Gede Widiade melanjutkan, setiap sponsor yang logo perusahaannya ada di depan jersey harga kontraknya berbeda-beda.

Kata Gede Widiade, bisa saja sponsor yang logonya paling atas harga kontraknya lebih murah ketimbang logo sponsor yang kedua ataupun ketiga.

"Nilai kontraknya beda-beda. Itu urusan dapur kami. Bisa saja yang paling atas itu harganya lebih kecil dari yang kedua, atau malah yang paling bawah bisa lebih besar dari yang paling atas," kata Gede Widiade.