Jadi Pebulu Tangkis dengan Bayaran Tertinggi, Sindhu Kian Semangat

By Delia Mustikasari - Kamis, 7 Februari 2019 | 21:06 WIB
Pusarla Venkata Sindhu (India) sukses mengakhiri tujuh kekalahan beruntun dalam partai final terakhi (doddy)

BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri, Pusarla Venkata Sindhu mengaku senang setelah dinobatkan sebagai salah satu olahragawan India dengan bayaran tertinggi seiring prestasinya yang semakin meroket.

Sindhu saat ini menduduki peringkat keenam dunia dan merupakan peraih medali perak pada Olimpiade Rio 2016.

Sindhu menutup pencapaiannya dalam kalender kompetisi 2018 dengan menjuarai BWF World Tour Finals.

Pada awal 2019, Sindhu menandatangani kontrak dengan perusahan peralatan dan pakaian olahraga asal China, Li Ning,.yang nilanya dalam setahun lebih dari sekitar Rp 68 miliar.

"Hal ini memberi semangat dan bukan beban. Ada banyak atlet sebelum saya seperti Saina Mirza (tenis) dan Saina (Nehwal, sesama pebulu tangkis India)," kata Sindhu seperti dilansir BolaSport.com dari The Hindu.

Pusarla Venkata Sindhu, mungkin hanya memperoleh total hadiah dalam turnamen bulu tangkis sebesar 457.583 dolar AS (sekitar 6,9 miliar).

Tetapi, pemain berusia 23 tahun itu dibantu oleh sederet sponsor yang kuat yakni Bridgestone, Gatorade, Nokia, Panasonic, Reckitt Benckiser, dan setengah lusin merek lainnya yang bernilai total 8 juta dolar AS (sekitar Rp 121 miliar).

Perolehan ini menjadikan Sindhu masuk dalam daftar 10 atlet putri dengan bayaran paling tinggi di dunia pada 2018.

Baca Juga : Iran Fajr International 2019 - Indonesia Bawa Pulang 2 Gelar

"Saya tidak mengatakan perempuan tidak bisa menjadi endorser. Sekarang saya pikir tidak masalah jika mereka mempromosikan sesuatu," ucap Sindhu.

Sindhu saat ini sedang mempersiapkan diri mengikuti kejuaraan nasional yang akan diadakan di Guwahati, India pada 10-16 Februari.

Selanjutnya, Sindhu akan tampil pada All England 2019, 10-16 Maret mendatang dan fokus dengan pengumpulan poin Olimpiade sejak Mei.

"Sebelum kualifikasi Olimpiade, akan ada turnamen superseries yang saya ikuti. Kami harus berjalan selangkah demi selangkah. Karena itu, kami harus selalu bugar dan tetap sehat," aku Sindhu.

"Cedera adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Itu tidak akan mudah. Periode kualifikasi sangat penting. Jadi, kami harus selektif memilih turnamen," ujar Sindhu.

Baca Juga : 2 Kali Dapat Perak, Sindhu Ingin Rebut Emas pada Kejuaraan Dunia 2019

Sebelum kualifikasi Olimpiade, Sindhu mengincar gelar pada All England dan Kejuaraan Dunia 2019.

Pada dua kejuaraan dunia edisi sebelumnya, Sindhu harus puas berada di posisi runner-up. 

Pada kejuaraan dunia 2017, Sindhu dikalahkan Nozomi Okuhara (Jepang), 19-21, 22-20, 20-22 di final, sementara tahun berikutnya dia harus mengakui keunggulan Carolina Marin (Spanyol), 19-21, 10-21.