Eksklusif BolaSport - Willem Jan Pluim Bicara Liga 1, Pengaturan Skor, dan Perjalanan ke Serui

By Irfa Ulwan - Selasa, 12 Maret 2019 | 08:15 WIB
Kapten PSM Makassar, Willem Jan Pluim, saat wawancara dengan BolaSport.com dan Kompas.com di Hotel Sahid Rich, Yogyakarta, Kamis (7/3/2019). (BOLASPORT.COM/DIMAS KEN HUDAYATO)

Sedangkan pelatih baru, tentu saja kami harus menunggu. Namun, dia memiliki reputasi serta riwayat yang bagus. Kami semua tahu bahwa secara taktik, dia sangat kuat.

Saya berharap dan meyakini dia akan menjadi pelatih yang baik untuk PSM Makassar. Saya harap dia bisa membawa kami menjadi juara.

Tentang tempat latihan PSM Makassar di lapangan Yogyakarta International School, bagaimana tanggapan Anda?

Itu merupakan lapangan terbaik di Indonesia. Lapangan itu seharusnya dijadikan sebagai standar di semua lapangan yang ada di Indonesia.

Sangat menyedihkan bahwa kenyataannya lapangan untuk kami berlatih lebih baik dari lapangan untuk pertandingan kami di Piala Presiden 2019 (Stadion Moch. Soebroto, Magelang, red). Saya tidak tahu siapa yang memilihnya, tetapi hal itu sungguh memprihatinkan.

Jika Anda memiliki kesempatan untuk pindah dari PSM Makassar ke klub Indonesia lainnya, apakah Anda akan mengambil kesempatan itu?

Di setiap bursa transfer, banyak tawaran datang untuk saya (dari klub Liga 1, red). Sebenarnya banyak kesempatan untuk saya pindah. Namun, semua itu tidak pernah terjadi.

Saat ini saya masih memiliki kontrak tiga tahun lagi di PSM Makassar. Rencananya, saya ingin menyelesaikan kontrak kerja sama dengan PSM tersebut.

Meskipun tawaran itu datang dari Bali United?

Ya, tetap saja. Bagi saya Bali sangat bagus untuk liburan. Namun, tidak untuk tinggal dan sepak bola. Saya akan tetap di PSM, saya bahagia di sini.

Baca Juga : Media Asing Sebut 5 Pemain Eropa Berdarah Indonesia Ingin Bela Timnas

Saat melawan Kalteng Putra, Anda merupakan salah satu pemain yang paling sering dilanggar. Bagaimana pendapat Anda?

Sejak awal-awal laga saya sudah merasakannya. Bahkan pelatih mendatangi saya pada akhir-akhir laga. Itulah alasan saya ditarik keluar pada pertandingan itu. Alasannya sederhana, dia tidak ingin saya cedera.

Dia (Darije Kalezic, red) bertanya kepada saya, "Willy, apakah ini normal?" lalu saya jawab, "Dari banyak laga, hal ini normal." Jadi saya pikir, semua tim memiliki taktik, mereka memutuskan tentang bagaimana cara mereka bermain, tetapi menurut saya, yang terpenting adalah wasit harus mempersiapkan diri lebih baik lagi.

Wasit harus tahu bahwa beberapa pemain adalah target dari permainan keras, wasit harus bisa menyadari itu. Itulah mengapa saya kerap kali marah, saya emosi ketika saya ditendang dan tak terjadi pelanggaran.

Namun, yang sudah terjadi biarlah terjadi. Saya harus menerimanya, meski saya harus menahan sakit setiap pekan. Namun, untungnya saya selalu bisa sembuh dengan cepat.