Piala AFC - Eksklusif Stephan Schrock, Tak Suka Disebut Naturalisasi

By Muhammad Robbani - Selasa, 23 April 2019 | 09:00 WIB
Pemain Ceres Negros, Stephan Schrock. (ceresfootball.com)

facebook.com/TheAzkalsPH
Sven-Goran Eriksson berpose dengan manajer timnas Filipina, Dan Palami

Ya, dia adalah pencetus ide untuk menjadikan timnas Filipina menembus peringkat 100 besar dunia secara ranking FIFA melalui program yang disebut sebagai Project 100.

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu langkah awalnya adalah memaksimalkan potensi-potensi pemain keturunan yang ternyata memang terbukti manjur.

Penggemar Liverpool mengenal istilah Miracle of Istanbul yang mengacu atas keberhasilan The Reds menjadi kampiun Liga Champions pada 2005.

Baca Juga : Misi Kaya FC Mengharumkan Sepak Bola Filipina Lewat Piala AFC

Maka publik sepak bola Filipina juga punya istilah Miracle of Hanoi, atas kesuksesan The Azkals bermain bagus dan tak terkalahkan sepanjang fase grup Piala AFF 2010 di Hanoi, Vietnam.

Miracle of Hanoi sendiri merupakan sebuah periode yang disebut-sebut media lokal sebagai renaissance sepak bola Filipina.

Kini, tradisi timnas Filipina menggunakan pemain-pemain keturunan masih terus berlanjut seperti yang terlihat pada Piala AFF 2018.

Pelatih timnas Indonesia saat itu, Bima Sakti, menyebut Filipina sebagai tim yang dihuni pemain-pemain blasteran.