Sigit Budiarto Ungkap Gelar Juara yang Paling Tak Bisa Dilupakan

By Nestri Yuniardi - Kamis, 11 Juli 2019 | 19:20 WIB
Eks pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Sigit Budiarto, pernah menjadi salah satu pemain yang disegani pada dua dekade yang lalu. (ANDREAS JOEVI/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Eks pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Sigit Budiarto, pernah menjadi salah satu pemain yang disegani pada dua dekade yang lalu.

Bertandem bersama Candra Wijaya, Sigit Budiarto mencuri perhatian banyak pengamat bulu tangkis lantaran perannya sebagai playmaker menjadi tren baru yang mengandalkan kecepatan dan kelincahan.

Pada periode tersebut, gaya bermain Sigit juga kerap menyuguhkan pukulan-pukulan yang tricky hingga membuat sang lawan sering terkecoh.

Baca Juga: Malaysia Pede Berada Satu Grup dengan Indonesia dan Jepang di AJC 2019

Sepanjang kariernya pun, Sigit telah menorehkan deretan prestasi bergengsi.

Pada kompetisi beregu, Sigit telah berhasil sebanyak tiga kali berturut-turut mengantarkan Indonesia meraih Piala Thomas pada tahun 1998, 2000 dan 2002.

Selain itu, Sigit juga pernah berhasil mencapai tiga kali babak final Kejuaraan Dunia pada tahun 1997, 2003 dan 2005.

Pada Kejuaraan Dunia 1997, Sigit Budiarto yang kala itu berapsangan dengan Candra Wijaya sukes membawa pulang keping medali emas setelah menundukkan Yap Kim Hock/Cheah Soon Kit (Malaysia) di babak final.

Sigit/Candra juga meraih titel juara pada All England Open 2001 dan 2003.

nugy
Mantan pasangan ganda putra nasional, Candra Wijaya (kanan) dan Sigit Budiarto.

Torehan gelar-gelar juara dari dua jenis turnamen tersebut menjadi gelar yang paling tak bisa dilupakan bagi Sigit secara pribadi.

Apalagi, saat menjadi kampiun Kejuaraan Dunia 1997, Sigit dan Candra saat itu masih berusia 21 tahun.

Baca Juga: Pasangan Ganda Campuran Malaysia Ini Bidik Peringkat 8 Besar Dunia

"Semua pemain ingin menjadi juara dunia. Saya sendiri tidak pernah membayangkan (bisa menang) karena saya dan Candra waktu itu masih sangat muda, kami dulu masih berusia 21 tahun," tutur Sigit Budiarto, yang dikutip BolaSport.com dari laman BWF.

"Tidak lengkap rasanya jika pemain tidak memenangi All England. Saya sangat bersyukur sudah pernah memenanginya," kata dia.

"Saya merasa sangat bangga bisa memenangi gelar All England Open. Itu adalah salah satu turnamen yang diimpikan oleh semua pebulu tangkis dunia," ujar Sigit mengenang.

"Saya satu dari sekian banyak pemain yang beruntung bisa meraih gelar juara di All England," ucap dia lagi.

Baca Juga: Hendra Setiawan Berpeluang Cetak Sejarah pada Kejuaraan Dunia 2019

Berbicara mengenai prestasi yang paling diingat, Sigit Budiarto juga mengungkapkan bahwa masih ada misi lain yang belum berhasil dicapai hingga dia memutuskan pensiun.

Target tersebut adalah meraih medali emas Olimpiade.

Ya, Sigit Budiarto/Candra Wijaya memang pernah menjadi pasangan ganda putra nomor satu dunia.

Namun, Sigit belum pernah mencicipi satu pun jenis keping medali pada ajang empat tahunan tersebut.

Kini, dengan profesinya sebagai pelatih di salah satu klub bulu tangkis Indonesia, PB Djarum, Sigit pun berharap anak-anak didiknya-lah yang mampu meneruskan impiannya tersebut.

Djarum Badminton
Sigit Budiarto saat melatih para pebulu tangkis muda PB Djarum Kudus.

"Tentu saja, masih ada target yang saya tidak bisa penuhi dan itu adalah meraih medali pada Olimpiade," kata Sigit.

"Namun, cara berpikir saya (sekarang) untuk memenuhi impian itu adalah mudah-mudahan ada pemain-pemain, yang saya bimbing dan latih, yang bisa meraih medali emas Olimpiade," ucap dia lagi.