Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jelang KLB, Kursi Ketua Umum PSSI Sepi Peminat

By Beri Bagja - Selasa, 3 September 2019 | 18:30 WIB
Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro (kiri) bersama Presiden Joko Widodo. (DOK PRIBADI)

BOLASPORT.COM - Sekitar dua bulan menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), perebutan kursi Ketua Umum PSSI masih sepi peminat.

“Kondisi ini tentu tidak sehat,” ucap Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro di Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Mengapa perebutan kursi Ketum PSSI sepi peminat? Menurut Indro sedikitnya ada tiga faktor.

Pertama, mereka masih menunggu pengumuman kabinet baru oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2019.

“Banyak yang berharap jadi menteri. Bila ternyata tidak terpilih, baru mereka melirik kursi PSSI-1. Mohon maaf, jabatan Ketua Umum PSSI ini hanya untuk pelarian, apalagi memimpin PSSI itu tidak mudah,” jelasnya. 

Baca Juga: 7 Kriteria Ketua Umum PSSI yang Ideal Versi Riset Ganesport Institute

Ia meyakini, bila Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir tidak terpilih jadi menteri, mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin ini akan maju bersaing sebagai Ketum PSSI.

“Begitu pun tokoh-tokoh lain,” tuturnya.

Kedua, kata Indro, karena adanya pemberantasan match fixing atau pengaturan skor pertandingan, sehingga mereka masih takut-takut juga untuk maju.

“Jadi, bukan karena ada kandidat yang kans atau visi misinya cukup kuat, melainkan karena kursi PSSI-1 ini memang kurang seksi,” kata Indro.

Sepinya peminat kursi PSSI-1 dinilai Indro tidak sehat bagi masa depan persepakbolaan nasional dan PSSI itu sendiri.

“Sebab, kompetisinya tidak ketat, bahkan bisa terjadi calon tunggal melawan kotak kosong. Bila ini terjadi, kita tidak akan mendapatkan kandidat terbaik untuk memimpin PSSI empat tahun ke depan," tuturnya.

Baca Juga: Hadapi Timnas Indonesia, Pelatih Malaysia Tanggapi Soal Saddil Ramdani dan 3 Eks Liga Super Malaysia

"Yang ada hanya calon yang pas-pasan saja. Meski pas-pasan, tapi karena tidak banyak pilihan, atau bahkan tanpa lawan, maka otomatis akan terpilih,” kata Indro lagi.

Ketiga, Indro mengklaim sepinya peminat kursi Ketum PSSI sengaja dikondisikan oleh pihak-pihak tertentu.

Ditanya apakah pihak-pihak tertentu itu pengurus PSSI atau kandidat yang sudah muncul, Indro tidak mengiyakan tetapi juga tidak menampik.

“Itu PR (pekerjaan rumah) kita. Biarlah waktu yang menjawab,” ujarnya.

Awalnya, pemilihan Ketua Umum PSSI rencananya digelar pada 25 Januari 2020, tetapi dimajukan menjadi 2 November 2019.

Pemilihan Ketua Umum PSSI semula dilakukan pada 25 Januari 2020 sesuai saran dari FIFA.

Akan tetapi, karena desakan dari voters, PSSI harus berkoordinasi kembali dengan FIFA terkait rencana memajukan jadwalnya menjadi awal November 2019.

Pemajuan jadwal pemilihan ketua umum itu disampaikan para voters pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/7/2019).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Hasil drawing fase grup Liga Champions 2019-2020. . Tim favorit kalian bergabung di grup mana? . #ucl #championsleague #ligachampions #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P