Media Kenamaan Inggris Ulas Panasnya Laga Timnas Indonesia Vs Malaysia

By Taufan Bara Mukti - Kamis, 5 September 2019 | 16:48 WIB
Skuat timnas Indonesia untuk Kualifikasi babak kedua Piala Dunia 2022 zona Asia. (INSTAGRAM.COM/OFFICIALPSSI)

BOLASPORT.COM - Media ternama asal Inggris, The Guardian, membahas panasnya derbi Melayu antara timnas Indonesia vs Malaysia yang digelar malam nanti.

Timnas Indonesia akan menjamu rival bebuyutannya, Malaysia, pada matchday pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (5/9/2019).

Partai sarat gengsi yang juga dilabeli sebagai "derbi Melayu" ini selalu menarik untuk ditunggu.

Tak hanya pewarta lokal, media asal luar negeri pun tak mau ketinggalan mengulas panasnya atmosfer pertandingan timnas Indonesia vs Malaysia.

Baca Juga: Pelatih Malaysia Pastikan Pemainnya Terbiasa Main di Stadion Penuh

Media ternama asal Inggris, The Guardian, salah satu dari sekian banyak media luar negeri yang mengulas partai ini.

Dengan judul "Indonesia vs Malaysia: Wadah Gairah dan Pengangkut Personel Lapis Baja", The Guardian membahas pertemuan kedua negara yang selalu panas di masa lampau.

Media yang berpusat di Kota London, Inggris, itu membahas bagaimana sambutan yang diterima timnas Malaysia pada laga SEA Games 2011 yang digelar di Indonesia.

Timnas U-23 Malaysia bahkan harus menunggangi barracuda--sesuai judul artikel--untuk berangkat dari hotel ke Stadion Gelora Bung Karno.

Tim Harimau Malaya sampai harus menggunakan kendaraan berlapis baja untuk menghindari provokasi dan amukan dari suporter Indonesia.

Bicara soal suporter, The Guardian menyebut Indonesia sebagai salah satu negara paling berbahaya dalam hal keselamatan penonton.

Baca Juga: Indonesia Vs Malaysia - Kali Terakhir Bersua, Skuad Garuda Mampu Jinakkan Harimau Malaya

"Diperkirakan sekitar 70 orang (Indonesia) telah terbunuh pada atau setelah pertandingan sepak bola sejak awal 1990-an," tulis The Guardian.

Saking panasnya derbi Indonesia vs Malaysia, The Guardian juga membandingkan laga tersebut dengan el clasico lokal antara Persija Jakarta melawan Persib Bandung.

Suporter dua klub besar di Indonesia itu memang kerap terlibat perselisihan, bahkan tak jarang hingga berujung kematian.

INSTAGRAM FA MALAYSIA
Pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, bersalaman dengan pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe, saat konferensi pers jelang pertemuan kedua tim di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Pada September 2018 contohnya, seorang anggota The Jak Mania, Haringga Sirla, harus meregang nyawa karena dikeroyok oknum bobotoh usai menyaksikan laga Persija melawan Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

Pada laga nanti malam, diperkirakan ada sekitar 3.000 pendukung Malaysia yang akan hadir langsung ke SUGBK untuk mendukung tim nasionalnya berlaga.

Hal tersebut menjadi perhatian lebih dari Presiden PSSI-nya Malaysia (FAM), Hamidin Mohd Amin.

Baca Juga: Andik Vermansah Disorot Media Malaysia Usai Bocorkan Kekuatan Harimau Malaya

"Kami tak khawatir dengan situasi di stadion karena akan banyak personel keamanan baik dari Malaysia maupun Indonesia," kaya Hamidin Mohd Amin, dilansir BolaSport.com dari The Guardian.

"Namun ada risiko provokasi dan kekacauan yang terjadi di dalam perjalanan," tutur dia menambahkan.

Berbeda dengan Presiden FAM, pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe lebih memfokuskan perhatian kepada hal-hal teknis di dalam lapangan. 

Ia meminta anak asuhnya untuk tak mengacuhkan provokasi yang diterima dari suporter Indonesia di SUGBK.

"Para pemain kami memiliki pengalaman bermain di stadion berkapsitas penuh sehingga mereka tahu bagaimana mengatasi situasi sulit semacam itu," ujar Cheng Hoe.

Baca Juga: Timnas Indonesia Vs Malaysia, Menanti Debut Empat Pilar Garuda

Di akhir pemberitaannya, The Guardian menyebut Indonesia adalah raksasa Asia sesungguhnya karena menjadi negara pertama yang menembus Piala Dunia pada 1938 (masih bernama Hindia Belanda).

"Raksasa Asia sesungguhnya yang masih tertidur bisa membuat kehebohan dan ini (melawan Malaysia) seharusnya bisa menjadi laga di mana sepak bola Indonesia menguasai headline pemberitaan internasional untuk alasan yang membanggakan," tulis The Guardian.