Transparansi Alih Manajemen Kunci Kembalikan Lagi Kejayaan Persis Solo

By Mochamad Hary Prasetya - Senin, 28 Oktober 2019 | 22:12 WIB
Suasana latihan Persis Solo di Lapangan Dibal, Boyolali, pada 8 Mei 2019 (PERSIS-SOLO.ID)

Artinya akuisisi tersebut dinilai tidak sah dan secara cacat hukum sebab dilakukan tanpa melibatkan Her Suprabu sebagai perwakilan dari Masyarakat Solo dan 26 Klub Internal Persis yang memiliki saham di situ.

Terkait dengan proses akuisi yang bermasalah tersebut, belakangan diperoleh info bahwa kepemilikan saham mayoritas atas Persis dipakai oleh Vijaya Fitriasa untuk melegitimasi ambisinya mengincar posisi elit di tubuh PSSI.

Namanya tercatat sebagai satu di antara delapan calon ketua umum PSSI yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) nomor 3/10/2019.

Selain itu, janji yang pernah diembuskan Vijaya, seperti mendatangkan pemain asing yang bemain di level 2 di negara asalnya untuk memperkuat skuad Persis Solo sampai saat ini belum terpenuhi. Rekam jejak Vijaya pun dipertanyakan.

Baca Juga: Update Klasemen Liga 1 2019, Persib Bandung Kembali Ke 10 Besar

Selain hanya tercatat sebagai pemilik klub lokal Jakarta United Football Club (JUFC), dengan prestasi sebagai juara Liga 3 DKI Jakarta, Vijaya tidak punya pengalaman mengelola klub profesional yang berlaga di kompetisi nasional liga 1 ataupun liga 2.

Dengan menjadi owner baru Persis, maka rekam jejaknya akan bertambah, telah mengelola klub sepakbola profesional meskipun baru sebatas Liga 2.

Tak heran jika hingga saat ini, suporter dan Walikota Surakarta selaku pemangku wilayah dan pengelola Stadion Manahan, Solo masih menanti Vijaya dan Sigit Haryo Wibisono, pemilik saham terbesar kedua Persis Solo juga untuk menjelaskan secara terbuka apa yang tengah terjadi di klub tersebut serta menuntut supaya polemik perihal akuisisi saham segera diakhiri dengan membicarakan hal ini di RUPS.

"Saya menyarankan agar manajemen Persis Solo lebih terbuka dan transparan dalam menjelaskan apa yang terjadi dan rencana jangka panjang klub tersebut. Termasuk soal akuisisi yang menjadi problem tersebut," ucapnya.

"Transparansi harus diambil klub tersebut, karena hal itu bisa pula mengundang investor-investor lain yang memang ingin serius membangun Persis Solo," ujar Fritzs.