Jose Mourinho dan Tottenham, Stigma Kawin Paksa atau Saling Suka?

By Beri Bagja - Jumat, 22 November 2019 | 08:30 WIB
Jose Mourinho saat memimpin sesi latihan perdana Tottenham Hotspur. (TWITTER.COM/SPURSOFFICIAL)

Spurs sebaliknya di tangan Mauricio Pochettino. Mereka dikenal sebagai salah satu tim yang paling enak ditonton.

Menghibur, segar, agresif-ofensif, kadang malah mengutamakan pertunjukan bagus ketimbang hasil akhir.

Terutama sejak merambah Inggris bersama Chelsea 3 lustrum silam, Mourinho lekat dengan predikat juru pembangun skuad berbiaya mahal, memakai pemain-pemain jadi, dan riuh aroma kosmopolitan.

Berselisih dengan petinggi klub kalau keinginannya tak dikabulkan sudah biasa. Jangan tanya soal masalah dengan pemain sendiri.

Pemain muda, apalagi dari akademi, juga kebanyakan cuma di perimeter skuad. Jarang dilirik.

TWITTER.COM/SPURSOFFICIAL
Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho (kanan), berbicara dengan Harry Kane dalam sesi latihan tim, Rabu (20/11/2019).

Spurs lagi-lagi kebalikannya. Segudang talenta muda, terutama lokal, mencuat ke permukaan di bawah asuhan Pochettino.

Banyak pemain level semenjana disulap jadi komoditas mahal. Dana transfer terbatas pun tak masalah.

Terbukti dari kesuksesan mencapai final Liga Champions musim lalu dan nongol di papan atas Liga Inggris beberapa musim terakhir.