Jose Mourinho dan Tottenham, Kombinasi Aneh yang Harus Dibiasakan

By Anggun Pratama - Minggu, 24 November 2019 | 10:53 WIB
Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho, memimpin sesi latihan timnya pada Rabu (20/11/2019). (TWITTER.COM/SPURSOFFICIAL)

Soal Reputasi

Pertanyaan menarik muncul dari perjodohan ini: apakah reputasi Tottenham yang meningkat sehingga Mourinho sepakat, atau reputasi Mourinho yang menurun sehingga ingin bekerja di Tottenham?

Dalam diskusi di podcast Extabola yang digawangi oleh mantan jurnalis-jurnalis Tabloid BOLA, muncul dua opini.

Yang pertama berpendapat reputasi Mou yang turun. Mou seperti menurunkan gengsi agar bisa kembali melatih, meski bukan buat klub langganan juara.

Spurs bukanlah Porto, jagoan Portugal, Chelsea, Inter, salah satu klub terbaik Italia, Real Madrid, atau Manchester United.

Baca Juga: Mourinho Sukses Bayar Dosa Pochettino dalam 12 Laga Tandang

Dengan segala hormat, Tottenham bukanlah klub besar kaya gelar.

Total trofi Spurs di sepanjang sejarah klub yang sudah berdiri sejak 1882 hanya 26. Trofi terbaru mereka adalah juara Piala Liga pada 2008! Mourinho? 25 gelar!

Sejak terakhir kali Spurs juara, Mourinho sudah 13 kali mengamankan gelar. Trofi itu bukan trofi sembarangan: Premier League, Piala Liga 2014-15 (Chelsea), Serie A 2009, 2010, Coppa Italia 2010, Supercoppa Italiana 2008, Liga Champion 2010 (Inter), La Liga 2011-12, Copa del Rey 2010-11, Supercopa de Espana 2012 (Real Madrid), Piala Liga 2017, Community Shield 2016, Liga Europa 2017 (Manchester United).

Mou dan Spurs bak odd couple, alias pasangan yang aneh. Sepertinya ada yang tidak cocok dari sisi reputasi.