Sering Ganti Keputusan, Piala Gubernur Jatim 2020 Dikritik Suporter

By Hugo Hardianto Wijaya - Rabu, 19 Februari 2020 | 21:30 WIB
Husin Ghozali, salah seorang perwakilan Bonek yang hadir dalam rapat dengan Dispora Surabaya, Rabu (22/1/2020). (SURYA.co.id/Taufiqur Rochman)

Menurut pria yang akrab disapa Cak Cong itu, turnamen ini bahkan diselenggarakan secara amatir dan tergesa-gesa.

"Piala Gubernur ini terkesan amatir dan tergesa-gesa serta dipaksakan mulai dari awal terselenggaranya," kata Cak Cong dikutip Bolasport.com dari Surya.

"Saya kira Asprov (PSSI Jatim) belum paham pengelolaan turnamen yang sebenarnya," ucap Husin saat ditemui di kediamannya, Rabu (19/2/2020).

Menurutnya, pihak penyelenggara masih memiliki pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan.

Hal itu berkaitan dengan pembangunan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam gelaran Piala Gubernur Jatim 2020.

Baca Juga: Harapan Eks Pemain Niac Mitra untuk Persebaya Surabaya Jelang Liga 1 2020

"Faktor komunikasinya tidak ada antara panpel, asprov dan pihak pengelola stadion. Tidak ada komunikasi, jadi saya kira pihak Asprov yang dipertanyakan kredibilitasnya," katanya mengakhiri.

Di sisi lain, Asprov PSSI Jatim menjelaskan bahwa pemindahan venue final Piala Gubernur Jatim 2020 dari Stadion GBT ke Stadion Gelora Delta bukan merupakan buntut dari kerusuhan Bonek dengan Aremania.

Pemindahan itu disebabkan terutama oleh alasan teknis di Stadion Gelora Bung Tomo.