Untuk Pertama Kalinya Sejak 24 Tahun, China Tanpa Juara di All England

By Imadudin Adam - Senin, 16 Maret 2020 | 12:00 WIB
Lin Dan (kanan) dan Shi Yuqi (kiri) bertemu pada babak ketiga Kejuaraan Dunia 2018. (BWFWORLDCHAMPHIONSHIPS.COM)

Di sini China membuktikan diri di mana mereka benar-benar menjadi macan di semua sektor.

Torehan-torehan luar biasa ini terus konsisten dilakukan hingga All England 2019 di mana mereka sukses mengunci tiga gelar juara lewat Chen Yu Fei (tunggal putri), Chen Qingchen/Jia Yifan (ganda putri), dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (ganda campuran).

Di tahun 2019, mereka hanya kehilangan gelar di dua sektor yakni tunggal putra yang dimenangi oleh Kento Momota (Jepang) dan ganda putra yang dimenangi oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia).

Tak Berdaya Dihadapan Para Rival

BWF BADMINTON
(ki-ka) Chen Yufei (China), Tai Tzu Ying (Taiwan), Sung Ji-hyun (Korea Selatan) pada podium Kejuaraan Asia 2018, (29/4/2019),di Wuhan, China.

Di tahun 2020, China memang terasa seperti kehilangan aura juaranya di mana hal ini terlihat di babak perempat final kala China kehilangan beberapa wakilnya.

Shi Yu Qi yang merupakan unggulan ketujuh di sektor tunggal putra dihempaskan oleh pebulu tangkis Denmark, Viktor Axelsen dengan skor 21-15, 21-17.

Selain Shi Yu Qi, tunggal putra China lainnya yakni Chen Long yang merupakan unggulan ketiga di turnamen ini dikalahkan oleh Lee Zii Jia (Malaysia) dengan skor 21-12, 21-18.

Kemudian ada pasangan ganda campuran Qang Yi Lyu/Huang Dong Ping yang merupakan unggulan kedua di sektor ganda campuran dihempaskan pasangan Indonesia, Praveen Jordan.Melati Daeva Oktavianti tiga gim 15-21, 21-19, 21-19.

Kemudian di ganda putra, wakil non unggulan China, Huang Kai Xiang/Liu Cheng dikalahkan unggulan ketujuh dari Tawian Lee Yang/Wang Chi-Lin tiga gim 18-21, 21-18, 21-14.

Tentunya yang paling mengejutkan adalah kekalahan unggulan satu ganda putri asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dari pasangan Jepang sekaligus unggulan ketujuh Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi lewat tiga gim dengan skor 21-12, 20-22, 21-12.

Di partai perempat final, lima dari tujuh wakil China yang ada harus pulang menyisakan Du Yue/Li Yin Hui (ganda putri) dan Chen Yu Fei (tunggal putri) yang akhirnya sukses melaju ke partai final untuk menghidupkan asa dari China untuk mempertahankan torehan manis mereka di All England.

Tapi sayangnya, baik Du/Li dan Chen Yu Fei gagal mempertahankan catatan gemilang China selama 24 tahun lamanya.

Seperti yang sudah banyak dibicarakan atlet bulu tangkis saat ini bahwa tiap negara memiliki kans yang sama untuk menang dan ranking tidak berpengaruh apapun di lapangan memang benar adanya.

China yang selama 24 tahun ini sangat superior di All England pada akhirnya harus menyerah pada keadaan dan memiliki pekerjaan rumah besar untuk mengembalikan kejayaan mereka kembali di turnamen ini.