Laga Lyon Vs Juventus, Penyebab Utama Penyebaran COVID-19 di Prancis

By Finky Ariandi - Minggu, 5 April 2020 | 04:45 WIB
Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo (kanan), beraksi dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions kontra Olympique Lyon di OL Stadium, Rabu (26/2/2020). (TWITTER.COM/JUVENTUSFCEN)

BOLASPORT.COM - Laga antara Olympique Lyon melawan Juventus pada babak 16 besar Liga Champions, Kamis (27/2/2020) dini hari WIB, diduga menjadi salah satu pemicu utama penyebaran COVID-19 di Prancis.

Prancis saat ini menjadi negara dengan kasus positif virus corona terbanyak kelima di dunia.

Menurut Worldometers, hingga Sabtu (4/4/2020), terdapat 82.165 jumlah kasus positif dengan total kematian mencapai 6.507 orang.

Berdasarkan laporan dari L'Equipe, laga antara Olympique Lyon dan Juventus yang diselenggarakan di Stadion Groupama diduga memainkan peran penting dalam penyebaran COVID-19 di Prancis.

Baca Juga: Juergen Klopp Ungkap COVID-19 Pengaruhi Fokus Liverpool Saat Dikalahkan Atletico

Hal itu diungkapkan oleh seorang pensiunan dokter yang berdomisili di Kota Lyon.

"Laga pertama babak 16 besar pada tanggal 26 Februari lalu dan masuknya pendukung dari Italia dimungkinkan menjadi penyebab utama penyebaran COVID-19 di Rhone," tulis laporan itu dilansir BolaSport.com dari Football Italia.

Laporan tersebut juga dibenarkan oleh pernyataan pensiunan petugas medis setempat, Marcel Garigou-Grandchamp.

Baca Juga: Pesta Kemenangan PSG Picu Ledakan Virus Corona di Prancis?

"Permainan itu seharusnya tidak dilanjutkan, laga tersebut membuat penggemar dari Italia berangkat menuju Lyon, tidak hanya dari Piemonte, yang tidak mewakili area yang berisiko," kata Garrigou-Grandchamp dilansir dari sumber yang sama.

Pada kompetisi yang sama, laga antara Atalanta melawan Valencia pada Kamis (20/2/2020) dini hari WIB juga diduga sebagai salah satu penyebab virus corona menyebar di Italia.

Hingga Sabtu (4/4/2020), Italia masih menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 terbanyak kedua di dunia dengan total 119.827 kasus dan tingkat kematian mencapai 14.681 orang.