Paralimpiade Menderita Perputaran Keuangan Akibat Penundaan Olimpiade

By Muhamad Husein - Kamis, 9 April 2020 | 17:50 WIB
Presiden IPC, Andrew Parsons, membatalkan Malaysia sebagai tuan rumah kejuaraan dunia para renang. (GLOBALSPORTSJOBS.COM)

BOLASPORT.COM - Presiden Komite Paralimpiade Internasional Andrew Parsons tengah melakukan konsolidasi atas kerugian yang menimpa federasi dari negara-negara kecil setelah penundaan Olimpiade akibat pandemi COVID-19.

Keputusan penundaan telah diumumkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang mengumumkan jadwal baru pada 23 Juli - 8 Agustus 2021 yang diikuti oleh Komitel Paralimpik Internasional (IPC) pada 24 Agustus- 5 September 2021. 

Penundaan itu ternyata meninggalkan masalah arus keuangan bagi IPC karena para pemegang hak siar serta mitra lainnya ikut menangguhkan pembayaran yang rencananya baru turun tahun depan.

"Salah satu dampak langsung dari penundaan Olimpiade adalah perubahan arus kas," kata Parsons dilansir BolaSport.com dari Reuters.

Baca Juga: Manchester United Siap Eksploitasi Bursa Transfer Pasca-Virus Corona

"Kami dalam minggu ini, telah menyelesaikan meninjau lebih dari 150 kontrak yang terkait dengan kompetisi terkait."

"Salah satu contohnya adalah para penyiar. Kami tidak akan memiliki pertandingan hingga 2021 sehingga beberapa dari mereka sudah bertanya apakah mereka dapat menunda pembayaran akhir hingga 2021, yang tentu saja dapat kita pahami."

"Semua mitra kami sangat mendukung, pesannya adalah kita semua berada di kapal yang sama, terkena dampak penyakit yang mengerikan ini," ujarnya.

Parsons tidak menjelaskan berapa banyak jumlah pembayaran yang ditangguhkan, tapi dia hanya meyakinkan belum ada niat untuk mencari bantuan kepada IOC.

Baca Juga: Eks Timnas Brasil Sebut Hanya Satu Nama Pengganti Messi di Barcelona

"Kami berusaha menyelesaikan masalah secara internal," katanya.

Nantinya, Parsons dan IPC akan mengatur ulang komitmen yang dibuat oleh mereka sendiri dari berbagai komite nasional pada musim panas ini.

“Kompetisi yang dibatalkan dan rencana yang berubah dikenakan biaya bagi anggota kami, yang biasanya bukan organisasi besar dan kaya."

"Jadi, mereka tidak kebal terhadap masalah keuangan yang saat ini juga ada COVID-19," ujar Parsons.

Baca Juga: Manchester United Siap Eksploitasi Bursa Transfer Pasca-Virus Corona

IPC saat ini tengah membantu federasi yang berhubungan dengan biaya masuk, hotel, tiket perjalanan, dan pembatalan kejuaraan.

Sedangkan untuk komite juga sedang memperjuangkan bagaimana sebagian uang yang ada dapat masuk kembali ke dalam kas mereka.

"Skenario kasus terbaik bagi kami, soal akomodasi bahwa hotel sudah ada kesepakatan untuk tahun ini ... mereka dapat menawarkan layanan yang sama tahun depan tanpa harus membebankan biaya penalti," tuturnya.

Prioritas utama lainnya menurut Parsons adalah kemajuan Tokyo menjadi kota yang mudah diakses selama Paralimpiade berlangsung, saat ini diperlukan 850 kamar yang setidaknya punya akses, namun masih terdapat kekurangan.

IPC masih mengejar beberapa hotel untuk segera membangun akses untuk kamar-kamar tersebut, dengan kondisi penundaan saat ini diharapkan Parsons tidak kehilangan fokus dalam membangun tujuan aksesibilitas tersebut.

"Kami tidak bisa kehilangan fokus pada akomodasi yang dapat diakses, beberapa hotel siap untuk menyesuaikan dan beradaptasi dan dengan penundaan ini dan mereka mungkin kehilangan fokus pada hal itu."

"Butuh banyak waktu dan usaha untuk membuat bola ini bergerak dan kami tidak ingin mundur karena penundaan itu, ucap Parsons.