Tak Kenal Tak Sayang - Fakhrurrazi Quba, Sang Kiper yang Menjaga Gawang Persiraja Tetap Perawan

By Arif Setiawan - Selasa, 14 April 2020 | 10:10 WIB
Kiper Persiraja Banda Aceh, Fakhrurrazi Quba, saat mengamankan gawang di laga melawan Madura United, (9/3/2020). (TRIBUNJATIM,COM/SUGIHARTO)

Dengan hasil ini, terbukti bahwa penampilan apik Fakhrurrazi bukanlah suatu kebetulan.

Pengalamannya di dunia sepak bola yang lebih dari 10 tahun menjadi salah satu yang membuat penampilannya konsisten.

Pria yang berusia 30 tahun itu, memulai karirnya di sepak bola dengan bergabung PSLS Lhokseumawe pada tahun 2008 silam.

Baca Juga: TERPOPULER OLE - Ratu Tisha Mundur dari Sekjen PSSI hingga Reaksi Indra Sjafri

Dua tahun kemudian, Fakhrurazi berpindah ke PSAP Sigli pada tahun 2010.

Tahun 2013 bakatnya menjaga gawang pun tercium oleh Semen Padang.

Di Semen Padang, Fakhrurrazi bertahan selama 4 tahun sampai 2016.

Tahun 2016 sampai 2018 menjadi masa yang suram bagi Fakhrurrazi.

Pasalnya dalam selang waktu dua tahun tersebut, pemain kelahiran Aceh harus menghabiskan waktunya dengan berkutat dengan cedera dan harus berfokus pada proses pemulihannya.

Satu tahun kemudian pada 2019, Persiraja Banda Aceh menyelamatkan kariernya dengan merekrut Fahrurrazi.

Mendapatkan kepercayaan untuk menjaga gawang lagi, Fakhrurrazi membayarnya dengan membawa Persiraja promosi ke Liga 1 2020.

Dan penampilan bagusnya pun ia lanjutkan ketika bermain di Liga 1, namun sayang untuk sementara kepiawaian Fakhrurrazi dalam menjaga gawang tak bisa kita saksikan.

Pasalnya pandemi covid-19 yang terjadi mengakibatkan kompetisi untuk sementara dihentikan.

Bila sesuai jadwal, awal Juli 2020 seluruh pecinta sepak bola akan kembali disuguhkan dengan penyelamatan-penyelamatan gemilang dari Fakhrurrazi Quba.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

14 klub peserta Liga 1 2020 kembali menggelar virtual meeting jilid dua guna membahas nasib kelanjutan kompetisi ditengah pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi. 14 klub peserta virtual meeting jilid dua terdiri dari Madura United, Arema FC, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Bali United, Bhayangkara FC, Persik Kediri, Barito Putera, Persiraja Banda Aceh, Persita Tangerang, Persela Lamongan, Borneo FC, Persija jakarta, PSM Makassar. Sebelumnya, dalam virtual meeting jilid satu hanya diikuti 10 klub Liga 1 2020. Berikut enam poin putusan dalam rapat virtual meeting jilid dua dengan 14 klub Liga 1 2020 yang tersebar di media sosial. Pertama, klub Liga 1 sepakat tetap akan membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial tim sesuai SK PSSI. Kedua, jika kompetisi berhenti atau diberhentikan akibat pandemi Covid-19, maka status gaji bulan Juli hingga akhir masa kontrak adalah batal. Dab tidak ada kewajiban membayar kompensasi. Ketiga, merujuk poin 2 di atas, maka status pemain klub untuk tahun 2021 tetap sesuai dengan daftar dan klausal kontrak di tahun 2020, atau tidak ada transfer antarklub Liga 1. Sehingga komposisi pelatih, pemain dan ofisial peserta Liga 1 musim 2021 sama dengab musim 2020. Keempat, nilai gaji maksimal untuk musim 2021 sama dengan yang diterima di tahun 2020. Kelima, apabila pemain, pelatih dan ofisial tidak sepakat dengan opsi tersebut, klub bisa memberikan surat keluar. Tapi tetap berdasarkan MOU klub Liga 1 yakni tidak akan membuka transfer. Kecuali pemain tersebut benar-benar baru atau mereka keluar dari klub Liga 1 bisa main di Liga 2 dan 3, atau sebaliknya. Keenam, klub Liga 1 juga mendukung rencana PSSI menggelar turnamen sebagai pengganti Shopee Liga 1 2020, jika pemerintah menyatakan pandemi Covid-19 benar-benar telah hilang dari Indonesia. Agar mutu turnamen terjaga, idealnya turnamen digelar bulan September. Namun dengan perlakuan khusus, tentunya termasuk gaji pemain, pelatih, ofisial, dll. Selengkapnya bisa lihat di website Bolasport.com #PSSI #liga12020 #shopeeliga12020 #Bolastylo #Superballid #Gridnetwork

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada