Axelsen Dianggap Dapat Keuntungan dari Sistem Skor 11x5 untuk Kalahkan Momota

By Delia Mustikasari - Selasa, 21 April 2020 | 12:35 WIB
Viktor Axelsen (Denmark) saat tampil pada semifinal French Open 2019 di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Prancis, Sabtu (26/10/2019). (BADMINTON INDONESIA)

Hafiz mengalahkan rekan senegaranya Lee Tsuen Seng 7-3, 7-1, 3-7, 7-8, 7-4 untuk meraih medali Commonwealth Games di Manchester.

Baca Juga: Kento Momota Minta Semua Orang Rajin Cuci Tangan di Tengah Wabah Virus Corona

Pertandingan tersebut adalah turnamen terakhir yang dia ikuti dalam sistem 7x5 ketika Federasi Bulu Tangkis Dunia menerapkan skor 15x3 untuk laga putra dan 11x3 untuk pertandingan tunggal putri serta ganda campuran.

Sistem skor 21x3 perkenalkan pada 2006.

"Sistem tujuh poin sangat cocok untuk saya dan saya berkembang. Sayang sekali mereka tidak memilikinya lagi," ujar Hafiz.

Pelatih tunggal putra nasional Malaysia, Hendrawan, mengatakan bahwa pertandingan berdurasi pendek adalah mimpi buruk baginya sebagai pemain.

Hendrawan muncul sebagai pahlawan dalam kemenangan 3-2 Indonesia atas Malaysia pada final Piala Thomas 2002.

Hendrawan mengungguli Roslin 8-7, 7-2, 7-1 saat menjadi tunggal ketiga yang membuat Indonesia meraih kemenangan kelima berturut-turut pada Piala Thomas.

"Kemenangan itu mengesankan karena bukan hanya gelar ketiga saya berturut-turut, tetapi juga yang kelima bagi Indonesia," kata Hendrawan.

Baca Juga: GP Belanda Terancam Mundur, Ini Jadwal Sementara MotoGP 2020