Jadi Pemuja Rahasia Sejak SD, Pria Ini Menangkan 8 Lelang Jersey PSIS Semarang

By Arif Setiawan - Jumat, 24 April 2020 | 23:55 WIB
Bek PSIS Semarang, Petar Planic, saat tampil melawan Penyerang Persela Lamongan dalam laga penyisiha (japrit)

Meski menggemari PSIS, Rikza mengaku belum tergabung secara resmi dengan komunitas suporter Mahesa Jenar.

Berhasil memenangkan program lelang, Rikza mengaku senang.

Kesenangan pria yang berusia 25 tahun itu tak hanya berhasil memiliki seragam tempur legenda PSIS, namun ia juga dapat membantu masyarakat Indonesia yang merasakan dampak langsung dari pandemi covid-19.

"Sungguh bersyukur bathin ini bisa ikut meringankan sedikit beban saudara kita," kata Rikza.

"Sungguh bersyukur, jersey-jersey yang di lelang adalah jersey langka, jersey legenda, dan jersey penuh histori," jelas Rikza.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Alhamdulillah wa Syukrulillah ????, sebuah hal yang luar biasa bisa mendapatkan Jersey salah satu Legenda @psisfcofficial dan pemain Timnas Indonesia Pak Haji M. Ridwan Najib ( @mridwan2323 ) sekaligus pemain @psisfcofficial idola Simbah putri saya dulu, kata simbah putri saat dulu : " kuwi lho nang, maine apik, ora ngamukan, ora egois, kalem, pokokke nyenengke kalau di delok'i ". Jersey ini adalah Jersey bersejarah ketika @psisfcofficial mampu menjadi Runner - Up di Liga Indonesia 2006. Insya Allah akan selalu dijaga dan terjaga ???????? #psissemarang #psis #panserbiru #pansergirl #snex #snexmania #timnas #semarang #indonesia #legenda Matur suwun @notizieextremeboys ????

Sebuah kiriman dibagikan oleh Muhamad Rikza Saputro (@rikza_saputro) pada

Telah mengumpulkan 8 jersey, untuk selanjutnya pria yang tinggal di pondok pesantren Askhabul Kahfi ini berniat membuka galeri mini PSIS di kediamannya.

"Mengapa saya begitu all out ikut lelang, karena insya Allah ingin sedikit mewujudkan mimpi saya, saya ingin punya galeri mini PSIS," ujar Rikza.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Membuat Pemain Persib Ini Tak Bisa Ngabuburit

Lebih lanjut lagi, Rikza menyebut telah menjadi pengagum PSIS Semarang sejak ia berada di Sekolah Dasar.

Bahkan ia sempat mengaku sempat kabur dari rumah karena dilarang menyaksikan pertandingan PSIS.

"Sejak 2004, saat itu masih kelas empat sekolah dasar, dan saat kelas enam SD, tahun 2006 sempat kabur dari rumah seminggu karena dilarang orang tua menonton final PSIS versus Persik Kediri di Solo," tutur Rikza.