Bukan Bundesliga Jerman, Ini Kompetisi Pertama di Eropa yang Jalan Kembali di Tengah Pandemi

By Beri Bagja - Sabtu, 9 Mei 2020 | 09:45 WIB
Skuad peserta Liga Primer Kepulauan Faroe, Argjar Boltfelag (AB). (TWITTER.COM/MALVERTOWN1946)

BOLASPORT.COM - Bundesliga Jerman sudah resmi menetapkan tanggal 16 Mei 2020 untuk menggelar kembali kompetisi pasca-penangguhan akibat pandemi virus corona.

Bundesliga 1 dan 2 atau dua lapis kasta teratas Liga Jerman bersiap meneruskan kembali kompetisi mereka setelah dua bulan dibekukan akibat pagebluk virus corona.

Di antara lima liga terelite Eropa, Bundesliga merupakan kejuaraan pertama yang melakoni comeback.

Namun, kalau dikomparasikan dengan semua kancah domestik Benua Biru yang terimbas pandemi, Liga Jerman bukan yang pertama memulai atau melanjutkan kembali musim mereka.

Baca Juga: Eks Liverpool dan Mitra Kukar Momo Sissoko: Bantu 400 Korban Covid-19, Sebut Indonesia Negara Favorit

Baca Juga: Si Penakluk Lionel Messi dan Mohamed Salah Positif Terpapar Corona

Baca Juga: Detail Protokol Liga Korea Selatan di Masa Pagebluk Corona, Contoh buat Liga 1 dan Serie A?

Status itu menjadi milik Betri Deildin 2020 atau Liga Primer Kepulauan Faroe.

Kompetisi di negara mini yang merupakan teritori otonomi Kerajaan Denmark itu dimulai pada akhir pekan ini, Sabtu (9/5/2020).

Waktu tersebut hanya jeda sehari setelah kick-off Liga Korea Selatan, yang disebut-sebut sebagai kompetisi tercepat di dunia yang dimulai atau dilanjutkan pada masa pandemi ini.

Sesuai regulasi, Kep. Faroe, yang juga masuk lingkup otoritas UEFA, harus melangsungkan liga tanpa penonton di stadion.

Mungkin aturan itu bakal terasa tak ada bedanya karena markas klub-klub Faroe desainnya terbuka.

TWITTER.COM/ALL_IN_GLOBAL
Stadion Flotugerdi, markas klub Liga Prier Kep Faroe, IF.

Arena di sana sangat mini dengan stadion terbesar cuma bisa menampung 5.000 orang dan sisanya diselingi pemandangan indah bukit berbatu atau padang rumput.

Dengan total populasi cuma 52.000-an penduduk, semua warga Kep Faroe bisa tertampung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Sampai 8 Mei, belum dilaporkan adanya kasus positif corona yang memakan korban jiwa di sana.

Lokasi Faroe sebagai wilayah kepulauan memang terpisah jauh dari dataran Eropa, misalnya dari Skotlandia terpisahkan jarak 600 kilometer.

Baca Juga: Lionel Messi Cs Negatif Covid-19, Barcelona Bisa Mulai Latihan Hari Ini

Baca Juga: 9 Kasus Positif Virus Corona dalam Sehari di Liga Italia, Pemain Ketakutan

Baca Juga: Eks Penyerang Liverpool yang 2 Kali Patah Kaki Rela Tak Digaji demi Cetak 100 Gol

Meski begitu, tindak preventif tetap diperlukan jika suatu saat ada pemain terdampak ketika kompetisi berjalan.

"Jika seseorang terinfeksi, kami bisa memindahkan tanggal kompetisi. Semua klub mengerti apa yang kami lakukan dan mereka sepakat dengan situasi ini," ujar Roin Schroter, Ketua Komite Kompetisi di Asosiasi Sepak Bola Kepulauan Faroe.

Optimisme juga disuarakan dari pihak pemain, salah satunya Joannes Bjartalid, gelandang klub juara bertahan Liga Faroe, Klaksvikar Itrottarfelag (KI).

"Saya sangat menunggu musim baru. Di sini diterapkan karantina wilayah, tapi kami hanya berhenti latihan 10 hari," katanya dikutip BolaSport.com dari Reuters.

"Kemudian kami berlatih dalam grup lima orang, lalu tim dibagi menjadi dua, dan kini semua pemain berlatih bersama selama sebulan terakhir," ujarnya lagi.